REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong gerakan kemasyarakatan Nahdlatul Ulama (NU) lebih dimaksimalkan. Wapres menekankan agar gerakan kemasyarakatan NU terutama di bidang ekonomi dan teknologi informasi di antara masyarakat Nahdliyin jangan sampai tertinggal.
"NU perlu melakukan upaya-upaya yang lebih maksimal agar tidak tertinggal, terutama dalam bidang ekonomi dan teknologi informasi untuk mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat khususnya warga NU," kata Ma'ruf dalam sambutannya di Hari Lahir Nahdlatul Ulama yang ke-98 versi tahun Hijriyah, Sabtu (27/2).
Wapres meminta agar NU menyiapkan strategi untuk memberdayakan para pengusaha kecil yang kebanyakan berasal dari warga NU. Bahkan, secara nasional pelaku usaha mayoritasnya adalah usaha mikro kecil yang jumlahnya mencapai 99 persen
Dia menilai, perlu strategi tepat untuk memberdayakan para pengusaha kecil itu agar naik kelas, tidak terkena stunting.
"Langkah yang perlu dilakukan juga adalah menumbuhkan para pengusaha baru dari kalangan nahdliyin sesuai dengan semangat kebangkitan para pengusaha yang digaungkan oleh para ulama pada tahun 1918," kata Ma'ruf.
Selain itu, sebagai organisasi kebangkitan ulama, NU juga harus mengambil peran aktif dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, yang mencakup pengembangan industri halal, bisnis syariah, keuangan syariah, dan penguatan tata kelola dana sosial yang Islami, baik zakat, infak, sedekah, maupun wakaf, yang juga sedang digencarkan pemerintah.
Wapres melanjutkan, gerakan kemasyarakatan NU juga perlu segera beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi yang saat ini menimbulkan disrupsi di berbagai bidang kehidupan. Ia mengatakan, meski NU sudah mengembangkan berbagai platform digital dalam banyak kegiatan yang dilakukan, namun tetap perlu adanya penguatan.
"Terutama dalam rangka mengharmonisasikan platform digital dan kontennya sesuai dengan tuntutan aspirasi masyarakat khususnya kalangan milenial," katanya.
Karena itu, dia menilai NU perlu menyiapkan tokoh-tokoh perubahan yang mumpuni dan gigih. Selain itu, NU juga perlu membangun pusat-pusat perubahan/perbaikan sebagai contoh-contoh yang nantinya dapat direplikasi di berbagai wilayah dan cabang.
Untuk itu, Wapres mengajak segenap pengurus dan warga NU, untuk kembali membangun semangat ke-NU-an seperti yang ditanamkan oleh para pendiri dan perintis NU. Menurutnya, pelajaran dari para sesepuh yakni semangat pantang menyerah meskipun dalam kondisi serba keterbatasan patut menjadi teladan.
Apalagi, NU saat ini mempunyai modal yang sangat besar karena NU adalah organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia, bahkan mungkin di dunia. Ditambah dengan potensi jumlah pesantren NU yang tak kurang dari 24 ribu, termasuk semakin bertambahnya jumlah lembaga pendidikan sekolah dan perguruan tinggi serta lembaga kesehatan masyarakat seperti klinik dan rumah sakit. "Ini kekuatan besar apabila dikonsolidasi menjadi kekuatan ekonomi masyarakat dan negara," katanya.