Sabtu 20 Feb 2021 16:06 WIB

Klaim Kebebasan Beragama dan Perang Berdarah di Prancis

Prancis memiliki sejarah berdarah tentang kebebasan beragama

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Prancis memiliki sejarah berdarah tentang kebebasan beragama. Ilustrasi sudut kota di Prancis
Foto:

Raja Francis I dari Prancis lebih menyukai Huguenot karena status dan kemampuan mereka serta kontribusi ekonomi mereka terhadap keuangan negara. Namun demikian, Gereja Katolik bertekad untuk tetap menjadi kekuatan dominan di negara itu, karena 90 persen penduduk Prancis beragama Katolik.

Namun, kekuatan Huguenot meningkat seiring waktu, dan mereka memiliki keinginan agar mahkota Prancis beralih ke Protestan. Pada April 1562, para pemimpin Huguenot bertemu untuk mengumumkan pernyataan di mana mereka menyatakan, "Sebagai rakyat setia mereka didorong untuk mengangkat senjata demi kebebasan hati nurani atas nama orang-orang kudus yang dianiaya."

Karena itulah, Huguenot menyatakan diri mereka sebagai kelompok yang mengangkat senjata melawan pasukan Prancis yang bermusuhan. Sebulan sebelum Huguenot menyatakan diri untuk angkat senjata demi melindungi diri mereka sendiri, 300 dari mereka yang melakukan ritual keagamaan di sebuah gudang di luar tembok Kota Vassy, Prancis, diserang oleh pasukan Prancis di bawah komando Pangeran Joinville atau Adipati Guise.

Pada hari itu, lebih dari 60 Huguenot tewas dan lebih dari 100 luka-luka selama pembantaian Vassy (juga disebut Wassy). Francis mengklaim bahwa dia tidak memerintahkan serangan, tetapi membalas dendam atas pelemparan batu ke pasukannya.

Pembantaian Vassy memicu kekerasan selama puluhan tahun yang dikenal sebagai Perang Agama Prancis. Pada April 1562, kerusuhan menewaskan hingga 3.000 orang, banyak dari mereka adalah kaum Huguenot.

Perang berlanjut hingga 1563, ketika Francis de Lorraine II atau Duke of Guise, dibunuh oleh Huguenot. Tetapi pada akhirnya kedua belah pihak memutuskan untuk menyepakati gencatan senjata.

 

Sumber: arabicpost 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement