Sementara itu, seorang migran dari Nepal, Ishwor, mengatakan sudah pernah mengungsi di masjid. Dia tidak akan melupakan umat Islam yang membukakan pintu untuknya selama malam yang dingin.
"Muslim menjamu kami. Saya sangat senang bisa dijamu di tempat terhormat seperti itu," kata dia.
Salah satu relawan asal Aljazair Aisha Bendoukh mengatakan dia datang ke masjid setiap Sabtu sebagai relawan dan membantu pekerjaan amal. Masjid tersebut menyajikan makanan untuk lebih dari 150 orang dalam sehari.
"Begitulah cara kami mengubah dunia setiap hari. Jumlah relawan di masjid terus meningkat. Ide menjadi berguna bagi seseorang memberi kami kekuatan dan motivasi," kata dia.