REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Kepala Rabi Sefardi Israel, Yitzhak Yosef, mendukung keberadaan Aliansi Rabi di negara-negara Islam. Asosiasi yang beranggotakan lebih dari 40 rabi itu melayani komunitas Yahudi di 14 negara mayoritas Muslim.
Yosef menganggap aliansi penting untuk membantu kebutuhan komunitas Yahudi lokal dan menjalin hubungan dengan pemerintah setempat. Dukungan resminya untuk aliansi diberikan dalam wujud surat resmi yang dibuat pada Senin (15/2).
Dia menyoroti pula tentang perjanjian normalisasi dengan empat negara Arab. Menurut Yosef, itu akan membuka jalan bagi lebih banyak penduduk Yahudi dan pengunjung Yahudi yang datang ke negara-negara Muslim untuk mendapatkan layanan rabi.
"Selama kunjungan saya baru-baru ini ke Uni Emirat Arab, saya melihat komunitas ini memiliki kebutuhan untuk bekerja dengan pejabat pemerintah terkait masalah agama yang memerlukan persetujuan pihak berwenang," kata Yosef.
Pembentukan aliansi bertujuan menyatukan komunitas Yahudi di sejumlah lokasi dengan pengakuan pejabat pemerintah di setiap negara. Sebagai informasi, Aliansi Rabi di negara-negara Islam telah didirikan dua tahun lalu.
Para anggotanya berada di Tunisia, Maroko, Uganda, Nigeria, Kosovo, Albania, Turki, Iran, dan Azerbaijan. Ada juga di Kazakhstan, Kirgizstan, Uzbekistan, Siprus Utara, Uni Emirat Arab, juga dua Subjek Federal Rusia, yakni Tatarstan dan Bashkortostan
Aliansi memiliki presidium rabi yang memberi nasihat tentang masalah hukum Yahudi. Beberapa nama termasuk Rabi Shimon Gad Elituv, anggota Dewan Kepala Rabbi Israel; Kepala Rabi Tunisia Rabi Haim Bitan; dan Kepala Rabi di Suriah dan Lebanon, Rabi Avraham Hamra.
Ketua Aliansi Rabi, Mendy Chitrik, mencatat...