Jumat 12 Feb 2021 06:13 WIB

Ali Khendar, Mualaf yang Tersentuh Nilai Islam dan China

Ali Khendar menemukan kesamaan nilai agung Islam dan China

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Ali Khendar menemukan kesamaan nilai agung Islam dan China
Foto:

Hal ini karena beberapa jamaah yang tidak terlalu senang dengan hal-hal berbau China. Meskipun pengurus masjid sebenarnya tidak mempermasalahkan hal itu, karena mereka mengetahui Ali tidak ikut terjun dalam perpolitikan. 

Ali kemudian memutuskan hanya berdakwah di lingkungan komunitas Tionghoa. Biasanya mereka akan bertanya tentang Islam kepadanya. Awalnya dia juga bergabung dengan Masjid Lautze di Pasar Baru, Jakarta Pusat namun saat ini tidak aktif lagi. 

"Saya menjelaskan kepada mereka seperti apa yang saya pelajari, karena jika langsung menjelaskan soal Allah, mereka tidak mengenal Allah, sehingga tidak akan peduli apalagi untuk memahaminya," jelas dia. 

Orang-orang Tionghoa senang dengan pepatah mereka. Biasanya dalam hidup atau dalam melakukan satu hal mereka akan mencari petunjuk di dalam pepatah-pepatah China yang mereka baca atau kebetulan muncul di hadapan mereka. 

Dari pepatah-pepatah inilah, dia berdakwah tentang Islam. Ada satu pepatah yang terkenal di China, bahwa orang China itu harus menghormati yang lebih tua dan menyayangi orang yang lebih muda. Demikian juga terdapat dalam hadits, bahkan di dalam hadits ditambahkan juga harus memuliakan ulama. 

Ali juga secara bertahap mengubah gaya berpakaiannya. Sejak Muslim dia sering mengenakan baju koko dan peci, kini dia lebih sering mengenakan jubah dan sorban. 

Untuk mendalami Islam juga dia mengikuti kajian Jamaah Tabligh di Masjid Jami Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Dia juga kini didaulat sebagai mutarjim jika ada jamaah yang datang dari China.   

Biasanya penerjamah yang bertugas untuk bahasa mandarin berasal dari Semarang. Namun karena kegiatan banyak di Jakarta maka dia menghubungi Ali.  

 

Hingga kini Ali rutin menjadi penerjemah mereka. Jamaah asal China tak hanya Muslim Hui, bahkan Muslim Uighur juga rutin datang jika ada kegiatan di Indonesia. 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement