REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla berharap ceramah yang ada di masjid tidak hanya menyangkut soal akidah dan ibadah muamalah semata. JK meminta agar materi ceramah diperbanyak terkait masalah ekonomi umat.Hal ini kata JK, bagian fungsi lain masjid, selain sebagai tempat peribadatan.
"Saya selalu sebagai Ketua DMI, berpandangan memakmurkan masjid dan dimakmurkan masjid, jadi bukan hanya memakmurkan mesjid, tapi bagaiamana juga memakmurkan ekonomi jamaahnya, jadi dalam ceramah nggak hanya bicara tentang akidah, ibadah muamalah, tapi juga kemajuan entrepreneur, perdagangan dapat maju," ujar JK saat menghadiri Seminar Internasional “Membangun Peradaban Islam Berbasis Masjid" yang digelar Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Kamis (11/2).
JK meyakini, masjid dapat berperan dalam memajukan ekonomi dan kehidupan para jamaahnya, sebagaimana yang sudah terjadi sejak zaman Rasulullah. JK mengatakan, dalam sejarah Islam, semua kegiatan mulai dari pendidikan, strategi, bidang kedokteran, pengadilan, pengetahuan lainnya dijalankan berawal dari masjid.
Saat ini, dia menjelaskan, banyak juga masjid yang kemudian berkembang menjadi sebuah lembaga pendidikan hingga perguruan tinggi. Karena itu, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 itu berharap kemajuan Islam bisa kembali melalui masjid."Masjid tentu sebagai tempat peribadatan, tapi juga banyak kegiatan masyarakat yang bisa dimajukan dari mesjid, maka masjid harus juga pusat kegiatan kegiatan ekonomi, mendorong jamaah lebih baik," kata JK.
Dalam konteks pandemi Covid-19 seperti saat ini, J JK juga berharap masjid dapat berperan agar masjid sarana sosialiasi mencegah penyebaran virus Covid-19."Yakni bagaimana mesjid mengajarkan kepada jamaah hidup bersih, hidup lebih disiplin, masjid berfungsi hubungan kita ke Allah dan manusia, nggak hanya tempat beribadah tapi juga majukan masyarakatnya, itu harapan saya," kata dia.