REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Indonesia dikenal sebagai negara maritim dan agraris. Namun ironisnya masih ada daerah di Indonesia yang sulit mendapatkan air bersih, utamanya di daerah pesisir pantai dan pegunungan. Turut terlibat mengatasi permasalahan umat seperti ini, Badan Wakaf Alquran (BWA) dengan inovasi wakaf turun ke masyarakat melalui program Wakaf Sarana Air Bersih.
Alhamdulillah, setelah menunggu selama dua tahun, akhirnya masyarakat kampung Gobah, Pantai Bahagia, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (4/2) bersama BWA meresmikan penggunaan Wakaf Produktif Sarana Air Bersih. Serah terima aset wakaf dilakukan oleh CFO BWA, Ichsan Salam kepada Yan Sofyan sebagai wakil dari Nazhir Wakaf Indonesia.
Adapun saksi-saksi adalah tokoh masyarakat dan penggiat kesejahteraan sosial setempat. Mereka adalah Dadang Irawan (partner lapangan BWA), Ira Pelitawati (Samudera Indonesia Peduli/SIP) dan Ilham Catur dari Senabung (Komunitas Sedekah Nasi Bungkus).
Ichsan Salam menjelaskan, agak berbeda dengan wakaf sarana air bersih sebelumnya, wakaf di Muara Gembong ini adalah wakaf produktif. Maksudnya, 100 persen keuntungan yang didapat dari penjualan air siap minum ini akan diserahkan untuk pendidikan anak anak Muara Gembong.
“Sehingga, kemanfaatannya bukan saja masyarakat lebih mudah mendapatkan air bersih untuk minum, namun Insya Allah aktifitas ini dapat membiayai pendidikan anak anak disekitar Muara Gembong,” kata Ichsan Salam dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Baca juga : Dikaitkan Teroris, Munarman FPI Sampaikan Ayat dan Hadist
Ia menjelaskan, wakaf di Muara Gembong ini berupa aset dermaga kapal, bangunan 12x4 untuk depo, satu set mesin desalinasi beserta perlengkapannya dan pompa submersible kedalaman 90 m. “Dengan kelengkapan ini depo sudah bisa beroperasi sebagai wakaf produktif yang diberi nama B Water,” ujarnya.
Dadang, sebagai partner lapangan BWA dan tokoh masyarakat Kampung Gobah mengatakan, memang air di Kampung Gobah adalah air payau, untuk mendapatkan air payau ini harus dibor dengan kedalaman 80-130 m. Air itu pun hanya dapat digunakan untuk mencuci, mandi dan ibadah, tidak sebagai air konsumsi. Untuk air konsumsi masyarakat mengandalkan air mineral isi ulang yang dijual kisaran Rp 8.000.
Dengan adanya wakaf air bersih ini, kata dia, masyarakat tidak harus jauh untuk membeli air. Cukup di kampung dengan harga yang terjangkau. Hal itu mengingat lokasi ini sulit untuk didatangi, untuk mencapai Kampung Gobah harus menggunakan perahu, karena beratnya medan perjalanan darat yang ekstrem.
“Insya Allah, ada 110 KK yang tinggal di sekitar lokasi wakaf. Mereka akan lebih mudah mendapatkan air bersih, mohon doa dan bimbingannya agar kami amanah dalam mengemban wakaf ini,” tutur Dadang.
Serah terima wakaf dihadiri sedikit orang demi menjaga protokol kesehatan masa pandemi Covid 19 dan tetap dalam pengawasan Bhabinkamtibmas Desa Pantai Bahagia, Bripka Wahyudin. Acara serah terima wakaf hanya dihadiri pihak BWA, Samudera Indonesia Peduli, Komunitas Sedekah Nasi Bungkus dan Nazhir Wakaf Indonesia.
Baca juga : Kritik Ikhsan Abdullah Soal SKB 3 Menteri tentang Seragam
Dalam acara ini Ichsan Salam memberikan air siap minum ke hadirin untuk mencoba B WAter bersama-sama. Dan sebelum ditutup doa, dilakukan penyerahan santunan sembako kepada warga sekitar lokasi wakaf.
“Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh wakif yang terlibat dalam pendanaan Wakaf Muara Gembong ini. Semoga harta yang sudah diamanahkan oleh para wakif akan menjadi pahala jariyah dan memberikan manfaat besar bagi umat. BWA akan selalu mengajak kaum Muslimin untuk berjuang bersama dalam mencarikan solusi permasalahan umat Indonesia,” tutup Ichsan Salam.