Jumat 29 Jan 2021 06:01 WIB

Masih tentang Sahabat Nabi Muhammad dari Nusantara?

Adakah sahabat Nabi Muhammad dari Nusantara?

Santri Jawa di masa lalu.
Foto:

Ilmu hadis revisionis sendiri adalah produk lanjutan dari penelitian Al-Muawiyat; hadis-hadis politis keutamaan sahabat. Selama ini, riwayat tentang keutamaan sahabat menjadi dasar teori keadilan sahabat yang menopang bangunan ilmu hadis tradisional.

Padahal, menurut Kamaruddin Amin, Dirjen Agama Islam Kemenag RI, tidak ada hadis Nabi atau ayat suci Alquran yang secara pasti mendukung klaim keadilan sahabat. Semuanya ditafsirkan secara subjektif. Keadilan sahabat lebih pas disebut dogma daripada teori ilmiah.

Kesimpulan ini sejalan dengan temuan Fuad Jabali yang menyebut bahwa doktrin keadilan sahabat tidak lempang di hadapan analisis ilmiah. Meski terbukti tidak ilmiah, teori ini selalu mewarnai kajian akademik tentang hadis Nabi sejak dari Arab sana hingga sampai ke Nusantara kita sini.

Karena itu, saya sebut sebagai travelling theory yang harus direkonstruksi. Dan dengan dukungan data dan teori yang kuat, ilmu hadis revisionis berhasil melakukannya. Terlalu teknis kalau saya jelaskan bagaimana metode abduktif berhasil meruntuhkan grand theory keadilan sahabat yang diyakini secara turun temurun oleh mayoritas umat Islam di seluruh dunia.

Silakan baca saja buku saya Genealogi Hadis Politis yang diterbitkan oleh Marja'. Kalau keberatan untuk membeli buku, bisa unduh gratis versi disertasinya di perpustakaan Sekolah Pascasarjana Ciputat.

 

Metode abduktif melihat semua hadis/riwayat, teori sebagai bahan mentah yang harus diolah lagi. Dan bukan barang jadi yang dapat langsung menjadi alat bukti justifikasi.

Hal itu harus diverifikasi dengan prinsip korespondensi, koherensi, dan konsistensi sebelum akhirnya dipakai untuk menolak atau mendukung sebuah teori. Dengan cara kerja seperti itulah muncul teori (sementara) Sahabat Nabi dari Nusantara sini.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement