Rabu 20 Jan 2021 18:29 WIB

Pemimpin Gereja Eropa Timur Larang Vaksin Covid-19

Tuduhan tidak berdasar telah dibuat oleh gerakan anti-vax atau antivaksin.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Pemimpin Gereja Eropa Timur Larang Vaksin Covid-19. Seorang anggota tim vaksinasi di panti jompo memegang satu dosis vaksin Covid-19 di Berlin, Jerman, pada Minggu, 27 Desember 2020. Pengiriman pertama vaksin virus corona yang dikembangkan oleh BioNTech dan Pfizer telah tiba di seluruh Uni Eropa. , pihak berwenang mulai memvaksinasi orang yang paling rentan dalam upaya terkoordinasi pada hari Minggu.
Foto:

Saat ini tidak ada bukti "kecelakaan" vaksin Covid. Selain itu vaksin Pfizer- BioNTech dan Moderna dibuat dari produk farmasi sintetis bukan dari sel janin hasil aborsi seperti yang dituduhkan.

Namun, tuduhan palsu itu membuat sekte Ortodoks Rumania mengeluarkan pernyataan yang menentang suntikan tersebut. "Kami sangat menolak vaksin ini karena alasan agama, juga karena belum diuji secara ilmiah secara menyeluruh," katanya.

Beberapa orang Rumania bergabung dengan Gereja Ortodoks Yunani, dengan Uskup Kythira diduga meminta orang Kristen untuk menghindari vaksin. Namun, ketika Paus Fransiskus dan pensiunan Paus Benediktus secara terbuka menerima vaksin itu pekan lalu, keberatan di antara umat Katolik menjadi tidak terdengar.

Demikian pula, beberapa tokoh agama senior di Yunani dan Bulgaria telah mendorong orang menggunakan vaksin, menyanggah tuduhan sebelumnya. Di tempat lain di Balkan, Serbia berusaha menginokulasi populasinya dengan cepat, menggunakan vaksin Sinopharm asal China. Negara tersebut telah menerima vaksin tahap pertama sebanyak satu juta dosis.

Di Eropa Tengah, Hungaria mengharapkan jumlah yang sama dari dosis vaksin Sinopharm. Sementara itu, Uni Eropa mengatakan akan menginokulasi 70 persen populasi orang dewasa terhadap virus corona pada Juni.

 

https://www.thenationalnews.com/world/europe/eastern-european-church-leaders-deter-people-from-taking-covid-vaccine-on-religious-grounds-1.1149845

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement