Ahad 17 Jan 2021 05:35 WIB

Mualaf I Gede Miranda Mahardika, Sholat Hadirkan Kedamaian

Mualaf I Gede Miranda Mahardika merasakan damai dalam sholat

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Mualaf I Gede Miranda Mahardika merasakan damai dalam sholat
Foto:

Untuk mengesahkan keislamannya, enam bulan setelah bersyahadat Dika mendatangi Mualaf Center Indonesia wilayah Balikpapan. Dia kemudian mendapat sertifikat mualaf dan menjadi anggota MCI.

Setelah memeluk Islam, Dika memberi kabar kepada keluarga termasuk ayah dan kakaknya. Benar dugaan Dika sebelumnya, keluarga besar ayahnya tidak terima dengan pilihan Dika.

"Sebelumnya saya bicara dengan ibu dan mempersilakan saja karena saya sudah dewasa baik dan buruk pilihan sudah bisa menentukan sendiri,"ujar Dika.

Tahun pertama menjadi Muslim, ada gejolak dalam keluarga. Karena masih belum menerima kondisinya. Dengan rendah hati Dika tetap berusaha mengalah ketika adu argumen, karena bagaimanapun mereka tetap saudara meski di akhirat tidak sejalan. 

Ayah pun selama setahun tidak pernah bicara dengannya. Ketika membantu menyiapkan makanan atau minuman, ayahnya tak mau menerima dan membuangnya.  

Baru kemudian April 2019,  ketika perayaan hari besar keluarganya, ayahnya mengajak berbicara dan mulai menerima keislamannya. Dika pun mengatakan bahwa adab dan akhlak kepada orang tua tetap dilakukan seperti biasa, hanya saja agama dan ibadah yang berbeda.  

"Saya tetap akan merawat dan menghargai kedua orang tua dan kasih sayang saya tidak akan pudar meski saya menjadi Muslim," jelas dia. 

Setelah konflik dengan keluarga selesai. Polemik kembali terjadi karena Dika ingin menyempurnakan separuh agamanya 

Pernikahan yang akan dilakukan Dika berbeda dengan kebiasaan keluarga. Dika memilih untuk taaruf dengan mengajukan proposal dan cv kepada pihak calon istri. 

Bahkan Dika tidak pernah membawa calon istrinya menemui orang tuanya karena aturan taaruf. Karena keluarga tidak mengerti proses taaruf, sehingga mereka salah paham. 

Ketika melamar pun, Dika hanya didampingi sepupu Muslimnya, karena orang tua masih belum bisa menerima proses taaruf dalam Islam. Ibu pun yang dahulu pernah Muslim tidak bisa menerima perkenalan dengan taaruf. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement