Kalau sekarang penduduk negeri ini terpaut hati dengan saudara-saudaranya di Palestine, sejatinya ikatan itu sudah berlangsung sangat lama.
Tersebutlah nama Maulana Usman Haji dan putranya Maulana Ja'far Shadiq yang datang jauh-jauh dari Baitul Maqdis yang diberkahi ke tanah Jawa.
Keduanya diminta mengajar militer di Majapahit pada masa Brawijaya V. Seperti yang tercantum dalam buku Sejarah Dalem Waturenggong di Kerajaan Gel Gel, Bali.
Dari Majapahit, Maulana Ja'far Shadiq melanjutkan langkah menuju ke Pantai Utara Jawa dan mendirikan sebuah masjid sebagai pusat dakwahnya di tempat itu.
Kerinduannya pada kampung halaman membuatnya menamai masjid itu Masjid Al Aqsa dan kotanya ia beri nama Al Quds, yang dalam pelafalan Jawa akhirnya disebut Kudus.
Hingga ajal menjemput, ia tak pernah kembali ke negerinya dan memilih dimakamkan di dekat masjid yang didirikannya.
Sesungguhnya bagi seorang Muslim tak masalah di manapun malaikat maut akan menjemputnya. Karena di manapun bumi dipijak, di situlah ia akan menyebarkan cahaya hidayah dalam perjuangan dakwah.
“Hai jiwa-jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha lagi diridhaiNya.
Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hambaKu, masuklah ke dalam surgaKu. [QS Al Fajr 27-30]