Pelanggaran Jarak Sosial
Pada pukul 06.00 waktu setempat, Sabtu, laporan mengatakan setidaknya 20 ribu orang telah berkumpul di distrik kota Quiapo. Kerumunan bertambah menjadi lebih dari 22 ribu seiring berjalannya hari.
Polisi telah memasang barikade di sekitar gereja di mana ikon religius disimpan, untuk mencegah orang-orang terlalu dekat dengan prosesi. Tetapi situs berita ABS-CBN kemudian melaporkan protokol jarak sosial tidak diikuti dengan benar karena kerumunan mulai berkumpul lebih dekat untuk mendapatkan citra Kristus.
Mantan presiden Philippine College of Physicians, Tony Leachon mengatakan pelanggaran pembatasan kesehatan bisa menjadi formula penyebaran super dan lonjakan besar kasus Covid. “Tuhan pasti akan mengerti jika kita akan tinggal di rumah,” katanya.
Peziarah percaya menyentuh gambar Black Nazarene atau hanya berada di hadapannya, dapat menyembuhkan orang sakit atau membawa keberuntungan. Patung hangus itu diyakini selamat dari kebakaran di abad ke-17 saat dalam perjalanan ke Filipina, yang menjadi benteng Katolik Asia selama 400 tahun sebagai koloni Spanyol.
Kritikus mengatakan prosesi, yang biasanya memakan waktu sekitar 20 jam, merupakan campuran takhayul dan risiko yang tidak perlu bagi peserta. Tetapi para pejabat Gereja mengatakan praktik tersebut adalah ekspresi iman yang bersemangat di negara berpenduduk lebih dari 105 juta yang berpenduduk mayoritas Kristen.
This is a recipe for a super spreading event and a huge surge. Then a shift to a stricter lockdown in next two weeks. We must think of our COVID crisis. God is omnipresent. God will surely understand if we would stay home. Be safe. https://t.co/bTQrrhLbye
— Tony Leachon MD (@DrTonyLeachon) January 9, 2021