REPUBLIKA.CO.ID,ANKARA --- Lembaga survei di Turki merilis data bahwa pengaruh Politik Islam terhadap warganya semakin menurun. Jumlah warga Turki yang mendukung atau mengidentifikasi diri dengan politik Islam justru mengalami penurunan secara signifikan dalam tiga tahun terakhir. Terutama pada 2020 yang di latarbelakangi peningkatan pengangguran dan tingginya biaya hidup. Survei tahunan itu dipublikasikan Kamis (7/1). Survei itu dibuat tim akademisi Turki dan dikoordinir oleh Dr. Mustafa Aydın dari Universitas Kadir Has.
Seperti dilansir Turkish Minute pada Jumat (8/1), dalam survei bertajuk Tren Turki itu tim akademisi Turki mewawancarai 1.000 orang di 26 kota untuk memastikan tren sosial dan politik terkini di negara tersebut.
Menurut temuan survei itu sebanyak 34,6 persen responden mengidentifikasi diri mereka dengan Islam politik pada 2020, jumlah itu justru mengalami penurunan dibandingkan 2017 yang sebanyak 47 persen.
Responden yang menyelaraskan pandangan politik mereka dengan politik Islam yang disebut-sebut oleh Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa turun secara signifikan. Mayoritas responden mengaku partai itu tidak dapat memenuhi kebutuhan pada 2020.
Ketika ditanya mengenai dampak perkembangan ekonomi tahun 2020 sebanyak 51,8 responden menyatakan kondisi keuangannya semakin memburuk, sedangkan 51,1 responden menyatakan tidak dapat menopang diri dan keluarganya.
Masalah paling penting di negara itu pada 2020 adalah pandemi Covid-19 bagi 23,5 persen responden dengan 20,7 persen di antaranya mengatakan biaya hidup dan pengangguran yang semakin tinggi.
Sementara itu sebuah studi oleh konfederasi buruh Turki DiSK mengatakan hampir setengah dari semua pekerja di Turki mendapatkan gaji bulanan atau mendekati upah minimum. Menurut laporan terbaru berdasarkan data Institut Statistik Turki (TurkStat), pekerja berupah minimum dalam keluarga rata-rata beranggotakan empat orang yang memperoleh 2.435 Lira Turki untuk tahun 2020.
Diharapkan menghabiskan paling sedikit 1,85 Lira Turki untuk setiap makan satu anggota keluarga yang jumlah pengeluaran hariannya hanya 22 Lira Turki untuk makanan rumah tangga.
“Pekerja berupah minimum Turki menuntut kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka dan keluarga mereka dengan upah yang memungkinkan mereka untuk berdiri sendiri dan mengakhiri kemiskinan di negara itu,” menurut laporan itu.