Kamis 07 Jan 2021 05:11 WIB

Misteri Hilangnya Tahu-Tempe dan Kitab Al Filaha

Tahu-Tempe dan Kitab Al Filaha

Kitab Al Filaha
Foto:

Apa yang dilakukan? Para ahli pertanian di Andalusia menemukan berbagai teknik bercocok tanam yang sangat mumpuni bersumber dari Alqur’an.

Ilmu itu lalu dikumpulkan dalam sebuah kitab berjudul “Al Filaha” yang ditulis oleh Ibnu Awwam. Sejatinya kitab itu bukan hanya ditulis Ibnu Awwam seorang diri. Melainkan kitab itu telah ditulis sambung menyambung oleh pada ilmuwan sebelumnya sepanjang empat abad lamanya. Dari abad 2 hijrah sampai 6 H.

Kitab itu menulis dengan rinci bagaimana cara memakmurkan bumi Allah yang diamanahkan pada manusia. Dari cara menghidupkan lahan yang telah mati, urutan menanam, jenis tanaman, cara memanen, hingga budidaya tanaman yang sebelumnya tak dikenal di daratan Eropa.

Menyusuri Kemajuan Pertanian dalam Sejarah Islam | Conans MAN 1 Kota  Magelang

Seperti pohon zaitun yang dibawa dari bumi Syam. Pohon zaitun yang usianya bisa sampai ratusan tahun, bahkan di negeri Syam yang diberkahi usia pohon zaitun ada yang sampai dua ribu tahun, berhasil mendongkrak kemakmuran Andalusia hingga hari ini!

Setelah lebih dari 500 tahun Islam meninggalkan Andalusia, Spanyol tercatat dalam daftar 6 negara penghasil minyak zaitun terbesar di dunia, bersama dengan Maroko, Tunisa, Turki, Yunani dan Italia.

Pada saat Andalusia jatuh ke tangan Issabel dan Ferdinand, terjadi penjarahan serta pembakaran kitab-kitab ilmuwan Muslim yang tak ternilai harganya. Namun, kitab “Al Filaha” termasuk yang diselamatkan, karena mereka tahu, kitab ini penting untuk kelangsungan hidup mereka.

Jadilah kitab itu selama 4 abad masih digunakan dalam bahasa aslinya, yakni bahasa Arab. Baru di tahun 1800-an kitab itu diterjemahkan dalam bahasa Spanyol. Dan baru di awal tahun 1900-an diterjemahkan dalam bahasa Inggris.

Menariknya, di abad modern ini kitab “Al Filaha” telah ditemukan terjemahannya dalam bahasa Cina. Entah dari mana mereka menemukannya. Dan yang saya tahu, ada seorang pengusaha Muslim yang tengah mengupayakan menerjemahkan kitab ini ke dalam bahasa Indonesia.

Barangkali kalau para pembuatan kebijakan pertanian di negeri ini menggunakan kitab Al Filaha sebagai acuan, kita tak perlu lagi impor kedelai, dan tak ada lagi cerita tahu-tempe yang mendadak hilang dari meja makan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement