REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS— Pesantren sebagai model dan basis pendidikan khas Indonesia tertua terus melakukan revitalisasi institusi menjadi salah satu wahana pengembangan kewirausahaan muda.
Hal ini disampaikan Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, Asrorun Niam Sholeh, melalui ruang virtual dalam agenda Pesantrenpreneur bertajuk ‘Semangat Berwirausaha Pemuda Santri Tetap Inovatif Kala Pandemi’ yang diselenggarakan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Untuk Indonesia (LADUNI) di Pondok Pesantren Nashrul Ummah, Mejobo, Kudus (30/12).
"Pesantren tidak saja mendidik para santri untuk mengkaji literasi keagamaan, tetapi saatnya pesantren yang merupakan basis dan model pendidikan khas Indonesia tertua untuk mengembangkan minat dan bakat para pemuda santri melalui wirausaha," jelas Niam.
Pondok pesantren, menurut Niam, dikenal dengan kemandiriannya. Hal ini yang menjadi dasar dalam mengembangkan minat dan bakat dalam membuat produk bisnis yang tentunya dapat menemukan target market yang tepat.
"Salah satu syarat kemandirian bangsa adalah mandiri di bidang ekonomi. Buktikan cinta kalian pada negara dan bangsa. Kalau ingin menjadi bangsa mandiri, jadilah wirausahawan. Setinggi-tingginya posisi karyawan dia tetap diatur. Serendah-rendahnya pelaku wirausahawan, dia mandiri terhadap dirinya sendiri," kata Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menegaskan.
Dalam kesempatan tersebut, Asrorun Ni'am mengajak santri dan alumni pondok pesantren terus memperbaiki nasib dan pendapatan, khususnya di tengah pandemi Covid-19, antara lain melalui wirausaha.