Selasa 29 Dec 2020 22:01 WIB

MUI Apresiasi Pendeteksi Covid-19 Buatan UGM

GeNose diklaim memiliki tingkat akurasi mencapai 75 persen.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Sekretaris Jenderal Amirsyah Tambunan memberikan apresiasi atas  penemuan alat pendeteksi  Covid-19 UGM, GeNose.
Foto: Dok istimewa
Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Sekretaris Jenderal Amirsyah Tambunan memberikan apresiasi atas penemuan alat pendeteksi Covid-19 UGM, GeNose.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Sekretaris Jenderal Amirsyah Tambunan memberikan apresiasi atas  penemuan alat pendeteksi  Covid-19 UGM, GeNose. Menurut Amirsyah, GeNose diklaim memiliki tingkat akurasi mencapai 75 persen.

"Ini karya anak bangsa dan kita semua harus memberikan apresiasi," kata Amirsyah dalan  keterangan pers yang diterima Republika, Senin (28/12) lalu.

Baca Juga

GeNose adalah alat pendeteksi virus corona buatan para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan pekan lalu telah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Ketua Tim Pengembang GeNose Kuwat Triyatna mengatakan izin edar GeNose dari Kemenkes turun pada 24 Desember 2020 lalu. Menurut Kuwat, setelah izin edar diperoleh maka tim akan melakukan penyerahan GeNose C19 hasil produksi massal batch pertama yang didanai oleh BIN dan Kemenristek/BRIN untuk didistribusikan.

Dengan telah dikantonginya  izin edar maka lanjut Kuwat, pihaknya akan melakukan  produksi massal. Targetnya pada akhir Februari 2021 telah ada 10.000 unit, sehingga bisa melakukan tes pada 1,2 juta orang per hari.

Pada batch pertama disebutkan akan diproduksi 100 unit. Dengan 100 unit batch pertama yang akan dilepas, kami berharap dapat melakukan 120 tes per alat atau atau totalnya 12 ribu orang sehari. Angka 120 tes per alat itu dari estimasi bahwa setiap tes membutuhkan 3 menit termasuk pengambilan nafas sehingga satu jam dapat mentes 20 orang dan bila efektif alat bekerja selama 6 jam.

Lebih lanjut Amirsyah mengharapkan lewat.alat tersebut dapat melakukan identifikasi terhadap orang-orang yang melakukan kontak dengan pasien positif Covid-19 inilah yang merupakan konsep contact tracing. Gagasan di balik konsep ini adalah pencegahan penyebaran infeksi ke kerumunan besar atau komunitas melalui pemutusan rantai transmisi.

Sekjen MUI mendorong pemerintah agar  karya anak bangsa ini dapat di produksi secara optimal sehingga upaya untuk mendeteksi secara dini masyarakat yang terkena Covid 19 dapat terwujud. "Kita berharap pemerintah mendorong hal ini dapat terealisir," pungkasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement