REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Ikhtiar mencukupi kebutuhan air bersih bagi warga di DIY terus dilakukan Aksi Cepat Tanggap (ACT). Meski sudah musim hujan dan sumur gali mulai terisi, sebagian besar pelosok seperti Gunungkidul masih alami krisis air bersih.
Kali ini, Global Wakaf-ACT DIY membangun sumur wakaf di Dusun Blarangan, Kalurahan Sidorejo, Kapanewon Ponjong. Sumur wakaf ini merupakan sumur bor dalam ke-36 yang dibangun Global Wakaf-ACT DIY untuk masyarakat DIY.
"Jumlah ini masih sangat sedikit dibandingkan dengan banyaknya wilayah-wilayah yang kesulitan air bersih ketika memasuki musim kemarau," kata koordinator pembangunan sumur wakaf, Kharis Pradana, Selasa (29/12).
Berdasarkan data dari BPBD Gunungkidul, sedikitnya masih ada 248 dusun yang langganan kesulitan air bersih ketika kemarau datang. Termasuk, Dusun Blarangan yang kini sedang dalam proses pembangunan sumur wakaf.
Salah seorang warga, Yasin Suyadi menuturkan, ketika musim kemarau warga Blarangan memang sulit mendapat air bersih. Biasanya, warga berbondong-bondong mengambil air ke sumur bor tengah sawah milik Dinas Pertanian.
"Bahkan, anak saya biasanya ambil air di sana pakai sepeda sambil bawa jerigen-jerigen," ujar Yasin.
Untuk itu, ia berharap atas kehadiran sumur wakaf ini warga Blarangan tidak lagi kesulitan air bersih ketika kemarau tiba. Selain warga, sumur yang dibangun bisa dimanfaatkan untuk keperluan ibadah Masjid Al Hidayah.
"ACT berharap semakin banyak sumur wakaf yang dibangun di Gunungkidul. Insya Allah pahala wakaf kita terus mengalir bersama aliran air bersih dari sumur-sumur wakaf yang kita bangun," kata Kharis, menutup.