Aliyev juga menyebutkan, bahwa orang-orang Armenia memelihara babi di dalam masjid. "Sayangnya, kami masih mendengar beberapa negara Muslim menyebut Armenia sebagai negara sahabat. Para algojo yang memerintah 'negara sahabat' ini selama 20 tahun telah melakukan ini. Mereka datang ke sini dan menghancurkan masjid kami serta menghina kami. Seluruh dunia harus melihat ini," katanya.
Dia menambahkan, tidak ada satu pun bangunan aman yang tersisa di daerah pembebasan. "Semua bangunan telah dihancurkan, desa kami telah diganti namanya, nama-nama buruk telah diberikan kepada mereka," ucapnya, seraya mengatakan bahwa dia bersumpah untuk memulihkan masjid dan membukanya untuk salat. "Adzan akan datang dari sini, dan kehidupan akan kembali ke tanah ini," katanya.
Hubungan antara bekas Republik Soviet telah tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, juga dikenal sebagai Karabakh Atas, sebuah wilayah yang diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, dan tujuh wilayah yang berdekatan. Bentrokan selama berminggu-minggu pada musim gugur ini berakhir dengan gencatan senjata pada November.
Selama konflik 44 hari, Azerbaijan membebaskan beberapa kota dan hampir 300 pemukiman dan desa dari pendudukan Armenia. Sebelumnya, sekitar 20 persen wilayah Azerbaijan telah diduduki secara ilegal selama hampir tiga dekade.