REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Konflik di Suriah dan eksistensi kaum jihadis ekstremis multinasional, telah menelan ratusan ribu korban tak berdosa. Tak termasuk ulama.
Ada sejumlah ulama terkemuka Suriah yang meninggal dunia karena diserang kelompok ISIS.
Bahkan, hanya berjarak dua bulan lalu, seorang ulama karismatik Suriah kembali menghembuskan nafas terakhirnya akibat ulah ISIS. Berikut ini adalah enam ulama terkemuka Suriah yang wafat di tangan ISIS yang dirangkum Republika.co.id:
1. Syekh Muhammad Adnan Al Afyouni
Syekh Al Afyouni adalah Mufti Damaskus yang wafat karena terbunuh dalam ledakan bom mobil di dekat ibu kota Suriah.
Syekh Al Afyouni ditemukan wafat di kota kecil Qudsaya, dekat Damaskus pada Kamis malam (22/10) waktu setempat.
Selain Mufti, Syekh Al Afyouni menjabat sebagai anggota Dewan Ilmiah Fiqh di Kementerian Wakaf Suriah dan juga sebagai pengawas umum Pusat Islam Internasional Al-Sha untuk melawan Ekstremisme.
Syekh Al Afyouni selalu berupaya melindungi masjid-masjid dan segala sesuatu yang berkaitan dengan keagamaan dari invasi ideologi teroris ekstremis.
Al Afyouni juga dikenal kerap membela hak para ulama dalam menghadapi terorisme dan kebohongan serta telah menghabiskan hidupnya bersama para cendekiawan Suriah lainnya sebagai sikap patriotiknya yang mulia.
Syekh Al Afyouni pernah datang ke Indonesia tepatnya Pekalongan Jawa Tengah untuk menghadiri Konferensi Ulama Sufi Internasional yang digelar pada 8-10 April 2019 lalu.
Saat itu, Syekh Al Afyouni yang juga ketua Dewan Rekonsiliasi Nasional Suriah membacakan hasil kesepakatan konferensi di Kajen, Pekalongan pada 10 April 2019.
Al Afyouni menuturkan, para sufi berperan mengajak berbagai tarekat untuk membangun komunitas dunia yang berlandaskan pada nilai-nilai akhlak mulia dan menciptakan kerukunan antar golongan. Ini tidak akan tercapai kecuali dengan menyatukan kekuatan tasawuf yang dimulai dengan strategi bersama yang efektif.
"Berdasarkan itu, banyak hati yang telah dipersatukan, dan niat telah sempurna guna mendirikan organisai internasional untuk menyatukan ahli-ahli tarekat dan aspirasinya, baik guru-guru maupun murid dari tarekat-tarekat tersebut," sebutnya.
Hal itu juga untuk mengoptimalisasi pemikiran, merevitalisasi ide-ide revolusioner yang dapat melahirkan rasa aman, dan membangun strategi untuk memgembangkan ajaran tasawuf.
Ini supaya dapat membentuk peradaban dunia yang damai, umat manusia yang setara melalui sistem tarekat yang indah dan pertumbuhan yang konsisten.