Sejak saat itu Madina tertarik pada Muslim. Dia pun mulai ragu dengan pola pikirnya selama ini berpikir tentang Islam dan Muslim itu benar atau prasangka sederhana yang dibuat oleh media. Namun, tidak mudah mendapatkan informasi tentang Islam di Korea.
Ada banyak komentar buruk yang tidak berdasar tentang Islam di internet, dan berita di televisi hanya berbicara tentang terorisme. Tapi ini terlalu jauh dari Islam yang ditunjukkan teman-temannya sehingga membuat bingung.
Ketika mencari semua data, dia menilainya berdasarkan bukti. Madina kemudian memutuskan untuk membaca Alquran yang diterjemahkan ke dalam bahasa Korea untuk benar-benar mengetahui apakah ada hal-hal buruk atau baik di sana. "Alquran adalah inspirasi besar baginya Ada kalanya saya menangis tanpa alasan saat membaca Alquran," tutur dia.
Madina memang percaya pada satu Tuhan sejak masih muda. Tapi dia tidak punya agama. Tidak aneh, karena kebanyakan orang Korea tidak beragama, dan sebagian besar orang yang beragama adalah Kristen. Dan secara pribadi, Madina tidak suka orang yang religius namun bukan berarti tidak suka dengan agama tertentu. Karena semua agama mengaajarkan cinta dan perbuatan baik.
"Dalam pikiran saya orang yang religius tidak begitu cantik. Setidaknya seperti itu di Korea. Mereka tampak cemburu satu sama lain dan dipenuhi dengan kebencian. Inilah mengapa saya tidak memiliki agama dan saya tidak menyukai orang yang beragama," jelas dia
Kembali berbicara tentang mempelajari Islam, dia membaca Alquran dan berpikir, "Bukankah Islam itu kebenaran, dan bukankah agama yang selama ini saya cari?"
Kemudian dia melanjutkan belajar Islam, dan belajar apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Dan Madina mulai berpikir untuk memeluk Islam.
"Tapi saya tidak bisa pindah agama dan hanya ragu-ragu. Karena hidup sebagai Muslim di Korea tidak ada harapan. Saya takut bagaimana hubungan saya dengan orang tua akan berubah, dan saya terus memikirkan kesulitan dalam kehidupan perusahaan. Di tengah keraguan, saya dipertemukan dengan seseorang yang membimbingnya dan kini menjadi suami saya," ujar dia.
Selama satu tahun dia mempelajari Islam dan ragu untuk memeluk Islam. Dahulu suaminya yang berasal Uzbekistan dan Muslim sejak lahir adalah muridnya yang belajar bahasa Korea.
Bagi Madina, hidayah tersebut semakin nyata setelah keyakinannya dikuatkan sang suami, Bekzhod Kosimov. "Suamiku yang terus-menerus mendorongku agar aku bisa hidup baik sebagai seorang Muslim dan selalu berada di sisiku. Berkat dia, saya akhirnya memutuskan untuk pindah agama. Jadi suatu malam, saya menjadi seorang Muslim melakukan syahadat di depan suami saya. Alhamdulillah," ujar dia.
Dia bersyahadat awal 2020, sejak bersyahadat pun Madina memutuskan untuk langsung berhijab. Dan beberapa bulan setelah memeluk Islam mereka pun menikah.
Ketika Madina memutuskan untuk masuk Islam dia memakai hijab dan semua orang di sekitarnya menatap dengan tatapan aneh. Orang tuanya tahu bahwa Islam adalah agama yang baik, tetapi mereka khawatir untuk memiliki agama yang sulit untuk hidup di Korea.