Rabu 16 Dec 2020 18:09 WIB

Dakwah Islam di Amerika Serikat yang Semakin Pesat Abad Ini

Islamofobia masih menjadi tantangan dakwah di Amerika Serikat

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Islamofobia masih menjadi tantangan dakwah di Amerika Serikat. Muslim AS kampanye anti Islamofobia
Foto: worldbulletin
Islamofobia masih menjadi tantangan dakwah di Amerika Serikat. Muslim AS kampanye anti Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Dakwah Islam di Amerika Serikat (AS) terus mengalami perkembangan hingga saat ini. Sejak permulaan abad ke-21, kian banyak tantangan dalam mensyiarkan Islam di Negeri Paman Sam.

Apalagi, sesudah peristiwa serangan terorisme yang menghantam Menara Kembar World Trade Center (WTC) di New York City pada 11 September 2001 silam. Hanya karena pelakunya mengatasnamakan Islam, sebagian publik Barat pun melayangkan stigma terhadap agama ini dan seluruh Muslimin. 

Baca Juga

Islamofobia terasa makin nyata di AS sejak tragedi 9/11. Bagaimanapun, manusia punya rencana, tetapi yang berlaku dan terbaik adalah rencana Allah SWT. Ternyata, 9/11 menjadi momentum kebangkitan dakwah di AS. Dikutip dari Direktur Jamaica Muslim Center AS Imam Shamsi Ali, sekitar 20 ribu orang AS memeluk Islam setiap tahunnya dalam beberapa tahun belakangan (Republika.co.id, 7/6).  

Untuk meneropong geliat syiar Islam di sana, baru-baru ini Presiden Nusantara Foundation itu mengundang Dr Sabeel Ahmed dalam sebuah bincang-bincang daring.

Dai kelahiran India itu berprofesi sebagai dokter di Chicago, tetapi sangat aktif dalam berbagai kegiatan dakwah di AS. Berikut petikan perbincangan itu, seperti dilansir Republika.co.id dari siaran Facebook live Imam Shamsi Ali beberapa waktu lalu: 

Menurut Anda, apakah tantangan utama dalam berdakwah?

Kalau saya melihatnya tantangan-tantangan itu datang dari internal kita umat Islam sendiri maupun dari non-Muslim. Ini bisa dilihat dari satu contoh saja, yakni fenomena Islamofobia. Kalau saya melihatnya, Islamofobia tidak sematamata ketakutan atau kadang-kadang kebencian orang-orang terhadap Islam.

Islamofobia pun bisa ditimbulkan dari reaksi mereka (pembenci Islam) terhadap ketidakaktifan kita umat Islam. Dalam arti, mereka bereaksi karena ketidaktahuan mereka terhadap Islam. Dan, ketidaktahuan mereka itu dalam batas tertentu juga disebabkan kita yang kurang aktif dalam menyiarkan ajaran Islam.

Saya mengibaratkannya seperti seorang dokter. Jika kondisi pasien memburuk, dokter yang menanganinya pun bisa disalahkan. Umpamanya, dokter itu tidak memberikan resep yang tepat. Sementara itu, Alquran dan sunah merupakan resep atau petunjuk bagi umat manusia.

Banyak orang, termasuk non-Muslim, menemui berbagai persoalan dalam kehidupan. Padahal, Allah SWT sudah menyediakan solusi berupa Islam, melalui Alquran. Maka, kita kaum Muslimin adalah dokter spiritual bagi kemanusiaan. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement