REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Dewan Manajemen Masjid Ulu di Provinsi Utrecht Belanda mengumumkan masjid tersebut mengalami serangan Islamofobia pada Sabtu malam. Masjid Ulu terhubung dengan Diyanet Foundation of Holland (HDV).
Dalam sebuah pernyataan, selain hinaan Muslim yang tertulis di pintu masuk dan dinding masjid, sebuah salib juga dilukis. Pengumuman itu ditanggapi dengan kesedihan. Kendati terdapat kata-kata kebencian yang memicu ketakutan dan kecemasan di masyarakat, lembaga akan tetap bersatu dan melanjutkan layanannya.
Tak hanya masjid, dua sinagoge juga diserang pada malam yang sama dan di distrik yang sama. Hal ini sangat disoroti oleh lembaga bahwa mereka mengutuk semua jenis kekerasan.
“Kita harus menyadari ada orang yang memiliki emosi kebencian yang serius terhadap Muslim dan itu bisa melakukan serangan yang sangat serius. Karena itu, kami mendesak Kementerian Kehakiman dan Keamanan mengambil tindakan pengamanan ekstra di sekitar masjid,” kata sebuah lembaga dalam sebuah pernyataan, dilansir Daily Sabah, Senin (14/12).
Menurut media lokal, polisi telah menangkap seorang pria berusia 44 tahun tetapi mereka tidak yakin apakah dia melakukan tiga serangan itu sendirian. Masjid telah mengalami puluhan serangan serupa dalam beberapa tahun terakhir di Belanda dan tingkat serangannya bervariasi.
Beberapa pelaku menggunakan bom molotov atau bahan peledak lainnya. Sementara banyak pelaku lainnya memiliki simbol teror yang dilukis dengan semprotan atau penghinaan rasialis di masjid.
Karena mayoritas orang sayap kanan dan anggota kelompok teroris PKK bertanggung jawab atas kekerasan terhadap mereka, umat Islam di Belanda menuntut tindakan pengamanan yang lebih baik dari pemerintah. Kejahatan kebencian terhadap masjid dan Muslim telah meningkat di seluruh Eropa dalam beberapa tahun terakhir. Sebagian didorong oleh keberhasilan kelompok anti imigran dan anti-Muslim dalam mendapatkan kekuasaan politik.
https://www.dailysabah.com/politics/eu-affairs/mosque-in-netherlands-target-of-islamophobic-attack