Sabtu 12 Dec 2020 08:28 WIB

Menimbang Harga Sekeping Dunia

Dunia itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan akhirat.

Menimbang Harga Sekeping Dunia
Foto:

Kedua, janganlah menjadikan dunia sebagai ambisi final, karena dunia sejatinya hanyalah tempat persinggahan sementara. Terminal akhir tetaplah kehidupan akhirat.

Dunia adalah ladang tempat menanam kebaikan untuk menjadi bekal menuju akhirat. Dunia adalah jembatan menuju akhirat.

Menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir tidak berarti seorang muslim tidak boleh kaya dan memiliki jabatan kekuasaan. Namun, apa yang ia lakukan dan peroleh dengan kekayaan dan jabatannya ia gunakan untuk mengabdi kepada Allah dan bekal menuju Hari Akhir.

”Carilah nilai akhirat yang telah Allah sebarkan dalam kehidupanmu, tapi, jangan lupakan dunia. Berbuat baiklah di dunia sebagaimana Allah telah berbuat baik padamu." (Al-Qashash: 77).

Ketiga, orang yang menjadikan akhirat sebagai ambisinya akan Allah SWT cukupi segala kebutuhan hidupnya. Rasulullah mengibaratkan bahwa seandainya ia enggan menerima, harta itu akan tetap datang mengelilinginya.

Kenapa enggan? Rasulullah mengatakan orang beriman itu sudah cukup kaya hatinya.

Ibarat orang menanam padi di sawah, maka rumput yang ada di sawah itu pun akan ikut tumbuh. Tetapi, seseorang yang menanam rumput belum ada ceritanya padi akan ikut tumbuh di sekelilingnya.

Padi adalah perumpamaan akhirat, sementara rumput adalah dunia. Niatkan semua kebaikan hidup dan kehidupan kita ini untuk akhirat, niscaya dunia akan mengikutinya. Jalaluddin Rumi pernah berpesan, “Genggamlah dunia ini dengan segala isinya, tapi jangan pernah dunia ini menyentuh hatimu.” Boleh kaya, berpangkat dan bergelimang dunia, tapi hati kita tetap menghadap pada Ilahi Rabbi. Wallahu a’lamu.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement