REPUBLIKA.CO.ID, TEHRAN -- Presiden Iran Rouhani mengatakan, Iran memproduksi vaksin dengan mengandalkan kemampuan para ilmuwan dan pusat spesialisasinya. Menurutnya pembeilan vaksin dari luar negeri dalam agenda.
Merujuk pada Amerika Serikat (AS) yang menghambat Iran untuk mendapatkan akses ke vaksin, Rouhani mengatakan bahwa perilaku ilegal dan tidak manusiawi dari pemerintahan Trump ini akan tetap berada di benak dunia sebagai tindakan yang memalukan.
"Saat kita berhasil mengatasi perang ekonomi, kita akan mengatasi hambatan ini," katanya, dilansir dari laman MEHR News Agency, Rabu (9/12).
Wakil Presiden Iran untuk Sains dan Teknologi mengatakan bahwa tiga vaksin Covid-19 Iran akan segera menerima lisensi uji manusia.
"Saat ini, 24 obat bioteknologi diproduksi di negara ini dan kami adalah salah satu kekuatan Asia di bidang ini," kata Sorena Sattari dalam wawancara yang disiarkan televisi pada Sabtu lalu.
"Di bidang vaksin manusia, untuk pertama kalinya pihak swasta memproduksi vaksin kanker serviks, dan vaksin influenza akan segera diproduksi di dalam negeri, sehingga tidak perlu lagi mengimpor vaksin ini tahun depan," ujarnya.
Merujuk pada perizinan tes manusia untuk vaksin virus corona pertama di negara itu, Sattari mengatakan, tiga kelompok lain akan segera menerima lisensi uji manusia untuk vaksin tersebut.
Yang pasti adalah bahwa negara tersebut akan memulai fase manusia dari satu atau dua vaksin sebelum akhir tahun ini (hingga akhir 20 Maret 2021).