REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Persaudaraan Muslimah (PP Salimah) mengawali gebyar Hari Ibu dengan menyelenggarakan seminar online pada Ahad (6/12). Seminar yang mengangkat tema Ada Apa dengan CSE dihadiri 370 pengurus Salimah dari seluruh Indonesia dan Perwakilan Salimah Luar Negeri.
Webinar ini merupakan pembuka dari rangkaian acara dalam kegiatan Gebyar Hari Ibu yang diselenggarakan oleh PP Salimah. Hal ini dijelaskan oleh Ketua Umum PP Salimah, Etty Praktiknyowati, dalam sambutannya.
"Acara ini adalah awal dari kegiatan nasional Salimah, yaitu Gebyar Hari Ibu Tahun 2020. PP Salimah mengambil tema Ibu Berkualitas Mengantarkan Generasi Unggul untuk Indonesia Maju," papar Etty dalam siaran persnya, Ahad (6/12).
Ia menambahkan, tema tersebut merupakan jargon yang menggambarkan bahwa Salimah ingin berkontribusi untuk negeri ini. Salimah mengajak masyarakat, terutama kaum ibu, untuk kembali kepada keluarga dalam upaya menciptakan Indonesia maju yang memiliki generasi unggul.
"Penting bagi pengurus dan anggota Salimah, dalam perannya sebagai ibu, untuk memahami dan membekali diri dengan ilmu dan mendidik keluarganya di rumah. Sebab, basis amal soleh seorang ibu adalah di rumah," jelas Etty.
Rangkaian gebyar hari ibu Salimah terdiri dari beberapa acara. Dimulai dengan webinar Ada Apa dengan CSE, lomba foto bersama ibu, lomba puisi tentang ibu, lomba memasak Salimah Food, dan penghargaan ibu teladan Salimah. Rangkaian akan ditutup dalam acara puncak pada 20 Desember dengan webinar yang mengangkat tema Peran Ibu dalam Mengantarkan Generasi Millenial.
"Di puncak acara nanti, PP Salimah akan menyediakan room zoom dengan kapasitas 1000 peserta. Karena itu, para pengurus Salimah dipersilakan mengajak partisipasi masyarakat untuk mengikuti acara puncak pada tanggal 20 Desember 2020," ucap Etty.
Sementara itu, Nurul Hidayati yang menjadi pembicara pada webinar ini mengungkapkan konsep CSE yang menimbulkan kegundahan di kalangan masyarakat internasional. Di antaranya, gerakan ini mengampanyekan prinsip Sexuality Orientation Gender Identity (SOGI). Prinsip ini sangat permisif terhadap keinginan seksual dan gender seseorang tanpa memandang aturan agama maupun nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
Selain itu, penggiat CSE juga mengajak melakukan perlawanan terhadap pihak-pihak yang tidak setuju dengan perilaku homoseksual dan transgender. Lebih lanjut, program CSE menyasar anak-anak dan remaja di seluruh dunia, baik melalui pendidikan maupun kesehatan.
Oleh karena itu, Nurul berpesan agar Salimah sebagai organisasi massa wanita yang peduli pada kualitas hidup perempuan, anak, dan keluarga Indonesia untuk berperan aktif mengcounter ide-ide yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama maupun budaya bangsa.