REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Akademisi Rusia dan Deputi Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia di Republik Tatarstan mengutuk serangan teroris terhadap ilmuwan industri pertahanan Iran, Mohsen Fakhrizadeh. Kutukan ini disampaikan mereka pada Selasa (1/12).
Mereka menegaskan bahwa musuh Republik Islam Iran tidak dapat mencegah perkembangan ilmiah dan teknologi Iran dengan membunuh akademisi dan tokoh ilmiah.
Dalam wawancara pada Selasa (1/12), Vadim Khomenkov mengatakan bahwa Iran telah mengambil langkah kuat di bidang sains dan teknologi dalam beberapa dekade terakhir. Cukup jelas bahwa musuh negara ini yang utama Amerika Serikat (AS) dan Israel, mereka memperhatikan Iran.
Vadim mengatakan, pembunuhan ilmuwan industri pertahanan Iran Mohsen Fakhrizadeh adalah tanda kelemahan musuh Iran. Dilansir dari laman AhlulBayt News Agency (ABNA), Kamis (3/12).
Dia menambahkan bahwa pembunuhan Fakhrizadeh menunjukkan bahwa musuh Iran melakukan tindakan apapun untuk menghentikan Iran membuat kemajuan di bidang ilmiah yang akan dinikmati bangsa Iran.
Sarjana dan guru universitas Rusia itu menunjuk program AS yang menahan negara-negara di Timur Tengah. Menurutnya para pejabat AS mengira jika mereka keluar dari Iran, negara ini akan meminta bantuan mereka.
"Tetapi Iran telah mengambil langkah sebaliknya dan berusaha membuat kemajuan dalam sains dan teknologi, dan dalam dekade terakhir kami telah melihat banyak produksi ilmiah di Iran," kata Khomenkov.
Kemajuan Iran telah membuat marah para pejabat AS dan sekutunya. Sehingga mereka menjatuhkan sanksi terhadap Iran setelah Revolusi Islam dalam empat dekade terakhir.
Sebelumnya, Mohsen Fakhrizadeh seorang kepala Organisasi Riset dan Inovasi Kementerian Pertahanan Iran dibunuh dalam serangan teroris di dekat Teheran pada Jumat sore, pekan lalu.
Sumber: https://en.abna24.com/news//russian-scholar-terror-cannot-stop-irans-progress_1091379.html