REPUBLIKA.CO.ID, TBILISI -- Para pemimpin agama di Georgia menekankan perlunya menghormati agama di dunia. Mereka mengecam gerakan Islamofobia baru-baru ini di Prancis.
Hal ini disampaikan saat mereka mengadakan pertemuan di Tbilisi pekan lalu dalam rangka Hari Toleransi Internasional. Para peserta menekankan perlunya dialog antaragama dan hubungan baik antarpemeluk agama yang berbeda.
Mereka juga menyerukan toleransi untuk mempromosikan perdamaian dan hidup berdampingan di dunia, sebagaimana dilansir di laman kantor berita Ahlul Bayt, Rabu (25/11).
Para tokoh agama juga mengkritik kebijakan Islamofobia dan penerbitan kartun Nabi SAW yang menghina di Prancis. Pada 2 Oktober lalu Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan rencana kontroversial untuk mengatasi apa yang disebutnya "separatisme Islam" di Prancis.
Macron mengeklaim, agama Islam berada dalam krisis di seluruh dunia dan berjanji membebaskan Islam di Prancis dari pengaruh asing. Belakangan, Macron membela kartun penghujatan Nabi Muhammad (SAW) dan menyebut Prancis tidak akan melarang kartun tersebut. Hal itu disampaikan menyusul pembunuhan brutal guru sekolah menengah Samuel Paty yang menunjukkan karikatur provokatif di kelas.
Beberapa pekan terakhir telah terjadi republikasi kartun yang menghina Nabi Muhammad SAW di Prancis yang memicu gelombang kemarahan dan protes di seluruh dunia Islam. Kampanye pun telah diluncurkan di beberapa negara untuk memboikot produk Prancis.