REPUBLIKA.CO.ID, CHENNAI -- India dan Arab Saudi sedang mengadakan pembicaraan untuk membentuk pengaturan perjalanan udara sementara, untuk memfasilitasi konektivitas kedua negara tanpa ada hambatan.
Menurut cicitan yang dibuat Duta Besar India di Riyadh, Ali Rajab, beberapa pihak seperti Direktur Jenderal Transportasi Udara, Otoritas Umum Penerbangan Sipil bersama perwakilan dari berbagai maskapai penerbangan India dan Saudi sedang mengadakan diskusi tentang bagaimana melanjutkan penerbangan.
Dilansir di New Indian Express, Rabu (25/11), Arab Saudi hingga saat ini menangguhkan semua penerbangan ke dan dari India karena lonjakan kasus Covid-19 di negara itu. Seorang sumber mengatakan saat ini warga negara India yang memegang visa Arab Saudi tetapi ditahan di India, harus terbang melalui Dubai.
Untuk melakukan perjalanan, saat ini pemegang visa harus mencapai Dubai melalui transit atau visa kunjungan. Setelahnya, baru mereka mendapatkan izin melanjutkan perjalanan ke Arab Saudi.
Salah seorang negara bagian India, Tamil Nadu, disebut memiliki banyak orang dengan visa kerja valid namun menghadapi kesulitan untuk melakukan perjalanan langsung ke Arab Saudi.
Gelembung transportasi yang sedang dibahas ini merupakan pengaturan sementara antara dua negara, yang bertujuan untuk memulai kembali layanan penumpang komersial ketika penerbangan internasional reguler ditangguhkan akibat pandemi Covid-19.
Pengaturan ini bersifat timbal balik. Artinya, maskapai penerbangan dari kedua negara menikmati keuntungan yang sama. India telah memiliki perjanjian dengan 22 negara, antara lain Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Inggris, Kanada, Maladewa, UEA, Qatar, Bahrain, Nigeria, Irak, Afghanistan, dan Jepang.
Pengaturan gelembung udara berbeda dari penerbangan repatriasi, di mana penumpang harus mendaftar ke kedutaan besar di negara lain untuk terbang kembali ke India.