Ahad 22 Nov 2020 18:15 WIB

Arti Lawatan Prancis ke Mesir, Berdamai dengan Dunia Islam?

Prancis mengunjungi Mesir menyikapi protes dunia Islam.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nashih Nashrullah
Prancis mengunjungi Mesir menyikapi protes dunia Islam .Massa berunjuk rasa di Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Jumat (6/11/2020).
Foto:

Menyusul pertemuannya dengan Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi dan Menteri Luar Negeri Sameh Shoukry Le Drian mengatakan kepada wartawan, Prancis memiliki penghormatan tertinggi untuk Islam dan pertempuran melawan radikalisme Islam adalah pertempuran bersama.

Menurut Fawzi, kunjungan tersebut membuka prospek dialog antara semua pihak. Dia menyoroti menteri luar negeri Prancis juga bertemu dengan Imam Besar Al-Azhar Syekh Ahmed al-Tayeb.

"Selama pertemuan, kedua belah pihak menekankan perlunya memerangi terorisme dan pada saat yang sama, menghormati kesucian agama," ujar Fawzi, dilansir Sputnik News, Ahad (22/11).

Dia menambahkan sama pentingnya untuk tidak menggambarkan agama tertentu sebagai sumber terorisme. Faktanya, banyak Muslim yang setia dan telah menjadi sasaran kelompok teroris Alqaeda dan Daesh.

Sebelum Macron mengumumkan tindakan keras terhadap Islamisme, senat prancis mengeluarkan laporan yang meningkatkan kewaspadaan atas penyebaran ide-ide ekstremis dalam komunitas Muslim selama 20 tahun terakhir. 

Menurut dokumen itu, Ikhwanul Muslimin menguasai sekitar 10 persen dari semua masjid dan setidaknya 600 asosiasi di Prancis. Dalam hal ini, Prancis menghadapi masalah yang sama dengan Mesi 

"Selain organisasi teroris tradisional seperti al-Qaeda dan Daesh, sejumlah organisasi bersenjata muncul dari Ikhwanul Muslimin, seperti Brigade Revolusioner yang melakukan banyak operasi teroris di Mesir,” ujar dia.

photo
Logo ikhwanul muslimin - (tangkapan layar wikipedia.org)

Mesir telah mengadopsi strategi komprehensif untuk mengatasi ekstremisme agama. Dia menjelaskan selain kegiatan pengawasan dan kontra-teror militer, Mesir bekerja di front intelektual untuk menghadapi ide-ide ekstremis di media negara, lembaga budaya, dan penelitian.

Universitas Al-Azhar memainkan peran penting dalam upaya ini yang secara khusus pada pendirian observatorium Al-Azhar untuk memerangi ekstremisme.

Fawzi percaya ada peluang besar untuk kerja sama antara Mesir dan Prancis dalam perang melawan ekstremisme dan terorisme. Lebih lanjut, dalam konteks yang lebih luas, penting juga untuk mengembangkan kerja sama Arab-Eropa.

"Hubungan Arab-Eropa penting bagi kedua belah pihak, mengingat banyaknya kesamaan kepentingan politik, budaya, ekonomi dan perdagangan dan masalah antara kedua pihak. Serta ancaman bersama, terutama ancaman terorisme lintas batas, masalah perubahan iklim, dan migrasi," jelas dia.

Kepentingan dan ancaman bersama antara Eropa dan dunia Arab mendorong mereka untuk mengembangkan dan memperkuat hubungan seperti KTT Arab-Eropa pada Februari 2019. Pertemuan tersebut menjadi pertemuan puncak pertama yang pernah diadakan antara kedua kawasan yang mempertemukan para pemimpin dari sekitar 40 negara.

Peneliti berharap pendekatan inklusif dan upaya diplomatik yang ditingkatkan dapat membantu Eropa dan dunia Muslim menyelesaikan perselisihan dan memahami satu sama lain lebih baik.

Sumber:  https://sputniknews.com/europe/202011211081235506-macron-vs-islamism-how-france--muslim-world-can-overcome-their-spat-team-up-to-combat-radicalism/

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement