REPUBLIKA.CO.ID, MICHIGAN--Data pemilu Amerika menunjukkan peningkatan jumlah pemilih di komunitas Arab dan Muslim yang sangat mendukung Biden dalam pemilihan presiden. Di Dearborn, sebuah kota di Michigan dengan populasi 94 ribu dan konsentrasi besar orang Arab dan Muslim, Presiden terpilih Joe Biden mengalahkan Trump lebih dari 17 ribu suara dengan perolehan 30.718 suara berbanding 13.239.
Data menunjukkan bahwa dukungan Arab-Amerika untuk Biden di Dearborn mencapai 69 persen penghitungan dari seluruh kota. Catatan lain menyebut, di lingkungan yang didominasi Arab, jumlah pemilih telah naik lebih dari 2.600 suara dibanding pada 2016.
"Kami sangat bangga dengan jumlah itu. Kami sangat bangga mendapatkan kemenangan suara. Kita semua tahu betapa pentingnya Michigan. Di masa depan, kampanye yang ingin menang di Midwest atau secara nasional, mereka harus mengayomi orang Amerika Arab, itu penting. Ini adalah pemungutan suara yang besar di sebuah negara bagian seperti Michigan," jelas seorang Arab Amerika yang menggalang suara untuk Biden dilansir dari Middleeasteye, Rabu (11/11).
"Kami bisa mengeklaim kemenangan pada 2016 di lingkungan Dearborn yang sebagian besar adalah Arab Amerika dan memberikan suara 80 hingga 90 persen untuk Clinton," tambahnya.
Meskipun rincian data suara Pemilu Presiden menurut lokasi pemungutan suara belum tersedia, Biden memenangkan bagian suara yang lebih besar dari seluruh kota pada tahun 2020. Hal ini menunjukkan Demokrat meningkat pada tingkat dukungan di komunitas Arab. Di seluruh wilayah yang didominasi Arab di Dearborn timur, jumlah pemilih juga meningkat di setiap daerah sejak 2016.
Meskipun dengan serangkaian karakteristik demografis hingga faktor sosial ekonomi, Dearborn mungkin tidak mencerminkan seluruh komunitas Arab Amerika di seluruh negeri, meskipun ia dikenal sebagai ibu kota Amerika Arab. Tetapi, suara komunitas Arab Dearborn melampaui kota lain, termasuk Dearborn Heights, Hamtramck, dan Melvindale di mana Biden juga menang dengan meyakinkan.
Di Hamtramck, satu-satunya kota berpenduduk mayoritas Muslim di Amerika, Biden mengalahkan presiden petahana 6.651 banding 1.043.
Konsultan politik Dearborn, Hussein Dabajeh, menyebut, suara etnis Arab jelas memainkan peran utama dalam kemenangan Biden di Michigan. Dia menambahkan bahwa pendukung komunitas dan pejabat lokal bahkan berupaya mendulang suara untuk Biden setiap hari.
"Saya pikir kita bisa mengeklaim kemenangan tidak hanya di Dearborn, tapi di seluruh negara bagian," katanya
Beberapa kandidat dewan dari Arab-Amerika juga berkampanye keras untuk Biden. Anggota Kongres Rashida Tlaib bahkan mengetuk pintu dan melibatkan pemilih setiap hari. Kampanyenya membantu menghasilkan suara Arab dan orang berkulit hitam dan dia akhirnya memenangkan lebih dari 220 ribu suara.
Pada 2016 Trump sebenarnya memenangkan Michigan dengan kurang dari 11 ribu suara. Dia juga membawa negara bagian Midwestern di Wisconsin dan Pennsylvania dengan margin yang sangat tipis.
Namun, pada 2020 ini kampanye Biden mampu merebut kembali Michigan, Wisconsin, dan Pennsylvania membangkitkan apa yang disebut tembok biru Midwestern dari Partai Demokrat.
Komunitas Arab-Amerika mengatakan, kantong suara komunitas Arab ternyata lebih banyak memberikan suara menentang Trump.
Kampanye Biden meluncurkan upaya penjangkauan ke Arab dan Muslim, merilis platform Muslim-Amerika dan platform terpisah untuk komunitas Arab yang berjanji untuk membatalkan larangan Muslim Trump pada hari pertama dan mengakhiri dukungan AS untuk perang yang dipimpin Saudi di Yaman.
Namun, kampanye tersebut menghadapi pukulan balik dari para pendukung yang mengeklaim bahwa itu tidak cukup untuk menjawab pertanyaan kebijakan seputar konflik Palestina-Israel.
Sami Scheetz yang menjabat sebagai wakil direktur koalisi kampanye Biden di Iowa mengatakan, Arab-Amerika memilih Biden karena mereka melihat Demokrat sebagai seseorang yang akan berjuang untuk mereka.
"Para pemilih Arab-Amerika sangat membutuhkan seseorang di Gedung Putih yang akan berjuang untuk mereka. Dengan dukungan luar biasa dan jumlah pemilih yang tinggi di negara bagian medan pertempuran seperti Michigan, mereka menjelaskan bahwa Joe Biden adalah pejuang itu," kata Scheetz.
Scheetz yang juga orang Arab-Amerika mendorong komunitasnya untuk terus terlibat dengan Partai Demokrat, mengungkapkan optimisme tentang pemerintahan yang akan datang.
"Joe Biden tidak hanya akan membalikkan kerusakan yang telah terjadi pada komunitas kami, dia akan menerapkan agenda progresif yang mengatasi ketidakadilan sistemik yang ada jauh sebelum pemilihan Donald Trump pada tahun 2016," ungkapnya.