REPUBLIKA.CO.ID, PADANG--Ulama dan penulis senior Sumatra Barat Buya Mas'oed Abidin mengatakan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Nasional ke-XXVIII tahun 2020 akan berbeda dari pelaksanaan 28 edisi MTQ sebelumnya. MTQ 2020 ini diadakan di Sumatra Barat pada 12-21 November ini di Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman. Menurut Buya Mas'oed, panitia pelaksana MTQ kali ini harus 'extraordinary'.
"MTQ adalah program unggulan di Indonesia. Program yang punya falsafah Pancasila yang harus dipelihara. Tapi kali ini dilaksanakan di masa pandemi, panitia harus extraordinary," kata Buya Mas'oed belum lama ini.
Penulis buku Adat Jo Syarak di Minangkabau itu mengatakan pandemi covid-19 merupakan kondisi nyata yang menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat global. Buya Mas'oed berpendapat pandemi Covid-19 bukanlah konspirasi atau dibuat-buat. Sehingga dalam pelaksanaan MTQ ini menurut Buya Mas'oed harus hati-hati agar panitia dan peserta tidak tertular covid-19.
Panitia kata dia sudah memiliki panduan untuk mematuhi protokol kesehatan. Panitia, peserta dan siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan MTQ menurut Buya Mas'oed harus menjadikan protokol kesehatan sebagai perioritas.
Selama ini pemerintah telah mewanti-wanti dan mensosialisasikan agar warga menaati protokol kesehatan. Buya Mas'oed berpesan supaya ajang MTQ ini dijadikan ajang penguatan protokol kesehatan di Sumatra Barat.
Selain kesiapan panitia atau tuan rumah, Buya Mas'oed juga berpesan kepada semua peserta baik itu kafilah tuan rumah dan kafilah tamu untuk menanamkan tekad mengikuti MTQ dengan niat karena Allah. "Kalau sudah diniatkan Lillahita'ala, Insya Allah, Allah SWT juga menjaga kita dari marabahaya," ucap Buya Mas'oed.