REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Seorang pemulung yang viral di media sosial karena sedang membaca Alquran di Jalan Braga, Kota Bandung saat berteduh dari hujan beberapa waktu lalu berhasil ditemukan tim dari Pesantren Al-Hilal.
Saat ini, anak yang diketahui bernama Akbar (16) tersebut menginap di pesantren dan akan dipulangkan ke kediamannya di Garut pada Rabu (4/11) besok.
Informasi tersebut diumumkan Pesantren Al-Hilal di instagram dan facebook resmi yang dikelola. Respons dan komentar positif datang dari warganet termasuk mendoakan anak tersebut.
Dalam keterangannya di Instagram, tim Pesantren Al-Hilal mengaku sempat mengalami kesulitan untuk mencari anak tersebut. Namun berbekal semangat, tim berhasil menemukan anak pemulung itu di Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
"Alhamdulillah, akhirnya ketemu. Pemulung viral yang sedang membaca Al-Quran di sudut Jl Braga saat menunggu hujan reda. Sulit sekali untuk mencarinya, apalagi ternyata sang pemulung tidak lagi beroperasi di sekitar Jl Braga. Kemarin tim dari @pesantrenalhilal berusaha mencarinya dan akhirnya ketemu di Lembang. Wow! 20 km jaraknya dari tempat foto pertama," ujar keterangan tersebut.
Usai ditemukan, tim berusaha mendapatkan informasi tentang asal tinggalnya dan keluarganya. Diketahui, ia berasal dari Garut dari pasangan orang tua yang telah bercerai dan sebelum menginjakkan kaki ke Bandung tinggal bersama kakek neneknya. "Setelah diusut, sang pemulung ini berasal dari Garut. Bapak dan ibunya sudah bercerai.
Sang pemulung kemudian tinggal bersama kakek-neneknya," katanya. Anak tersebut bercerita bahwa datang ke Bandung berencana ngin bekerja dan sudah mendapatkan izin dari kakek-neneknya.
Tim mengungkapkan anak tersebut mengaku menempuh perjalanan ke Bandung dari Garut dengan berjalan kaki. Menurutnya, kakek dan neneknya berpesan tidak boleh meninggalkan salat dan selalu membaca Alquran.
"Suatu hari, ia mengutarakan keinginannya untuk bekerja di Bandung. Kakek-neneknya mengizinkan, tetapi dengan syarat. Tidak boleh lepas sholat dan selalu membaca Alquran. Masya Allah. Dan berangkatlah sang pemulung ke Bandung untuk mencari kerja. Ia berjalan kaki sejauh 50 km. Perjuangan yang luar biasa," ungkapnya.
Tim pesantren melanjutkan bahwa Akbar menempuh perjalanan yang sulit dan sesudah sampai di Bandung sulit untuk mencari pekerjaan. Hingga, akhirnya ia menjadi seorang pemulung dengan tinggal di jalanan.
"Perjalanan yang sulit dan melelahkan, sama halnya dengan susahnya mencari kerja di Bandung. Akhirnya Akbar (16 tahun), nama anak itu, menjadi pemulung. Tidak punya tempat tinggal. Tinggal di jalanan, tidak menetap di satu lokasi," katanya.
Usai ditemukan, Akbar akan terlebih dahulu menginap di Pesantren Al-Hilal dan keesokan hari akan diantarkan pulang ke rumahnya di Garut. Selain itu tim akan membawa sembako, baju, Alquran baru serta biaya hidup yang akan diberikan kepada kakek dan neneknya.