Ahad 01 Nov 2020 12:55 WIB

Dewan Masjid Lancashire Kutuk Penistaan Nabi di Prancis

Dewan Masjid Lancashire juga mengutuk pembunuhan keji di Prancis.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Dewan Masjid Lancashire Kutuk Penistaan Agama di Prancis. Polisi Prancis berjaga di dekat Gereja Notre Dame di Nice, selatan Prancis, Kamis, 29 Oktober. Presiden Prancis Emmanuel Macron menambah hingga 7.000 tentara untuk berjaga usai serangan pisau yang menewasakn tiga orang, Kamis.
Foto: Eric Gaillard/Pool via AP
Dewan Masjid Lancashire Kutuk Penistaan Agama di Prancis. Polisi Prancis berjaga di dekat Gereja Notre Dame di Nice, selatan Prancis, Kamis, 29 Oktober. Presiden Prancis Emmanuel Macron menambah hingga 7.000 tentara untuk berjaga usai serangan pisau yang menewasakn tiga orang, Kamis.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Dewan Masjid Lancashire (LCM) Inggris mengutuk pembunuhan keji terhadap orang-orang tak bersalah di basilika Notre-Dame di Nice, Prancis. Dewan Masjid menyatakan mereka bersatu melawan segala bentuk kekerasan dan terorisme terhadap orang-orang di seluruh dunia.

"LCM bersatu melawan segala bentuk kekerasan dan terorisme terhadap orang-orang di seluruh dunia dan LCM juga menentang segala bentuk tindakan penistaan ​​terhadap Nabi mana pun termasuk Nabi Muhammad SAW," ujar LCM dalam sebuah pernyataan yang dirilis akhir pekan ini, dilansir dari This is Lancashire, Ahad (1/10).

Baca Juga

LCM juga menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan kebebasan berbicara. Hanya saja tidak dibenarkan menjadikan karikatur Nabi Muhammad sebagai bagian dari kebebasan berbicara.

“Ini hanya untuk mempromosikan kebencian dan mempertahankan perpecahan di seluruh masyarakat. Sebaliknya, ini merupakan perpanjangan dari islamofobia yang sayangnya disaksikan oleh Muslim Prancis setiap hari," kata LCM.

LCM menyarankan masyarakat lebih mengedepankan pengertian dan menghormati semua nabi dan orang suci yang dihormati semua agama. Selain itu, masyarakat memiliki tanggung jawab masing-masing untuk tidak menyakiti orang lain, tidak hanya secara fisik tetapi juga emosional. 

"Penderitaan yang telah menimpa miliaran Muslim di seluruh dunia karena keputusan tidak bertanggung jawab yang dibuat oleh beberapa penerbit dan kepemimpinan politik hanya dapat dipahami dari perspektif agama," ucap LCM.

Karena faktanya dalam Islam, bagi seorang Muslim, Nabi Muhammad (SAW) merupakan sosok yang sangat dicintai dan dihormati lebih dari mereka mencintai diri sendiri dan keluarga sendiri. Meskipun ini tidak membenarkan segala bentuk kekerasan, LCM akan memohon kepada kepemimpinan politik dan orang-orang dari semua komunitas untuk menggunakan kebebasan berbicara sebagai alat untuk mempromosikan perdamaian, kohesi dan pemahaman dalam masyarakat, bukan sebagai alat untuk meninju kelompok tertentu.

"Para ekstremis ingin memecah belah kita, tetapi kita tidak boleh memainkan retorika kebencian mereka," ujar LCM.

Ditengah ketegangan yang meningkat di Prancis, LCM mendesak Pemerintah Prancis memperlakukan semua warganya secara setara dan adil, terlepas dari afiliasi agama mereka. Langkah-langkah positif harus diambil untuk menyatukan komunitas, dan tidak membiarkan kekuatan populisme melemahkan hak-hak kelompok minoritas di Prancis.

“Karikatur Nabi Muhammad (SAW) memang telah membuat kami umat Islam sakit dan terluka dalam, tetapi kita harus ingat Nabi Muhammad (SAW) adalah contoh sempurna untuk kita ikuti dalam setiap aspek kehidupan. Karena itu, kita harus mempertahankan kehormatan Nabi (SAW) dengan cara yang ditunjukkan dan dicontohkan olehnya dengan perdamaian," LCM.

Prancis terus diguncang oleh peristiwa-peristiwa kekerasan. Peristiwa pemenggalan kepala guru SMA, Samuel Paty, penusukan dua perempuan Muslim di Menara Eiffel, penusukan di sebuah gereja Nice, dan seorang pria bersenjata sayap kanan juga ditembak mati di Avignon dan seorang penjaga konsulat Prancis di Arab Saudi yang juga ditusuk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement