Rabu 28 Oct 2020 16:18 WIB

40 Ribu Muslim Bangladesh Unjuk Rasa Kecam Macron

Gelombang unjuk rasa semakin besar di Gaza, Tepi Barat, Israel dan Yaman Selatan.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti / Red: Ani Nursalikah
40 Ribu Muslim Bangladesh Unjuk Rasa Kecam Macron. Para pendukung Islami Andolan Bangladesh, sebuah partai politik Islam, membawa guntingan foto Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan kalung di sekelilingnya saat mereka memprotes penerbitan karikatur Nabi Muhammad yang mereka anggap menghujat, di Dhaka, Bangladesh, Selasa, Okt. 27, 2020. Muslim di Timur Tengah dan sekitarnya pada hari Senin menyerukan boikot produk Prancis dan protes atas karikatur, tetapi Macron telah berjanji negaranya tidak akan mundur dari cita-cita sekuler dan pembelaan kebebasan berbicara.
Foto:

Pidato Macron dilatarbelakangi oleh pembunuhan guru SMA Prancis Samuel Paty pada 16 Oktober oleh seorang ekstremis Chechnya telah sangat mengejutkan Prancis. Paty telah menunjukkan kepada siswanya beberapa kartun Nabi Muhammad yang menyebabkan pembantaian 12 orang di Charlie Hebdo pada 2015.

Penggambaran Nabi Muhammad dianggap ofensif oleh banyak Muslim, tetapi di Prancis kartun semacam itu telah diidentikkan dengan tradisi sekuler yang membanggakan sejak revolusi dan isu kebebasan berekspresi. Setelah pembunuhan Paty, Macron mengeluarkan pembelaan yang penuh semangat atas kebebasan berbicara dan gaya hidup sekuler Prancis, bersumpah bahwa negara tidak akan melepaskan kartun.

Prancis telah menjadi sasaran dalam serangkaian serangan ekstremis yang telah menewaskan lebih dari 250 orang sejak 2015 dan menyebabkan pencarian jiwa yang mendalam atas dampak Islam pada nilai-nilai inti negara itu. Beberapa penyerang mengutip kartun Muhammad, serta larangan Prancis mengenakan cadar di depan umum, sebagai salah satu motif mereka.

Beberapa tersangka telah ditangkap dalam puluhan penggerebekan sejak pembunuhan Paty. Sekitar 50 organisasi yang diduga terkait dengan ekstrimis, serta sebuah masjid di luar Paris, juga akan ditutup oleh pemerintah.

Awal bulan ini, Macron mengumumkan rencana mempertahankan nilai-nilai sekuler Prancis melawan tren separatisme Islam, dan menggambarkan Islam sebagai agama dalam krisis. Ketika reaksi meluas, para pemimpin dari negara-negara Eropa termasuk Jerman, Italia, Belanda, dan Yunani bersatu di belakang Macron.

photo
Para pendukung Islami Andolan Bangladesh, sebuah partai politik Islam, membawa guntingan foto Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan kalung di sekelilingnya saat mereka memprotes penerbitan karikatur Nabi Muhammad yang mereka anggap menghujat, di Dhaka, Bangladesh, Selasa, Okt. 27, 2020. Muslim di Timur Tengah dan sekitarnya pada hari Senin menyerukan boikot produk Prancis dan protes atas karikatur, tetapi Macron telah berjanji negaranya tidak akan mundur dari cita-cita sekuler dan pembelaan kebebasan berbicara. - (AP/Mahmud Hossain Opu)

 

Uni Eropa memperingatkan seruan boikot oleh Erdogan adalah kemunduran lebih lanjut bagi upaya Turki yang sudah terhenti untuk bergabung dengan blok itu. Tetapi Menteri Perdagangan Prancis Franck Riester bersikeras untuk saat ini, boikot ini sangat terbatas, hanya melibatkan beberapa jenis makanan.

Yang lain mengecam langkah irasional yang tidak mungkin diterapkan. Namun, kemarahan di negara-negara Muslim tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. 

Iran memanggil utusan senior Prancis, Kuasa Usaha, dan Kementerian Luar Negeri Saudi memposting di Twitter kecaman atas kartun Nabi. Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim mengecam komentar Macron tentang Islam yang berada dalam krisis sebagai ofensif dan tidak masuk akal, menambahkan dalam sebuah pernyataand engan kebebasan datang tanggung jawab.

Pakistan dan Maroko juga mengecam tindakan Macron, sementara kelompok Islam Palestina Hamas, Taliban di Afghanistan dan gerakan Syiah Lebanon Hizbullah juga telah berbicara menentang Prancis. Pemimpin kuat Chechnya, Ramzan Kadyrov, menuduhnya memprovokasi umat Islam dan membandingkan pemimpin Prancis itu dengan teroris. Gelombang unjuk rasa semakin besar  di Gaza, Tepi Barat, Israel dan Yaman Selatan.

 

https://theglobepost.com/2020/10/27/bangladesh-macron-rally/

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement