REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai perlunya kreativitas dan inovasi dalam pengelolaan dan pengembangan dana wakaf. Sebab, dana sosial dari wakaf memiliki potensi besar untuk membantu sistem keuangan negara.
Namun jenis wakaf dan pemanfaatannya yang ada saat ini cenderung belum luas. Ma'ruf mengatakan, mayoritas masyarakat selama ini hanya mengenal wakaf tanah dan diperuntukan untuk membangun masjid, madrasah, atau pemakaman.
"Kita akan melakukan gerakan nasional pengumpulan wakaf tunai, wakaf cash, wakaf uang. Kita coba wakaf ini kita kembangkan lagi supaya jadi dana besar, yang bisa diinvestasikan dan dikembangkan untuk jangka panjang," kata Ma'ruf dalam siaran persnya, usai membuka Webinar Strategis Nasional dengan tema “Indonesia Menuju Pusat Produsen Halal Dunia” di Istana Wakil Presiden, Sabtu (24/10).
Ia menyampaikan, pengembangan wakaf ini dalam jangka panjang bertujuan untuk membangun kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, diperlukan pengelolaan dana wakaf yang baik agar tujuan mulia pengembangan wakaf ini dapat betul-betul dirasakan oleh masyarakat.
“Gerakan sedang dipikirkan, ketika sudah kumpul dana itu juga manajemen pengelolaannya juga [harus baik] supaya ada kepercayaan, ada trust, dari masyarakat bahwa dananya akan terkelola dengan baik," katanya.
Sejalan dengan Wapres, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menerangkan, potensi wakaf di Indonesia sebelumnya, seringkali dapat diakses oleh masyarakat atau institusi kelas menengah dan atas. Namun sekarang dengan adanya instrumen baru wakaf berupa tunai dan surat berharga, diharapkan dapat menyasar individu, salah satunya generasi milenial.
“Kita pakai surat berharga syariah yang retail. Sekarang ini kelompok milenial luar biasa banyak. Uangnya sedikit tapi kesadaran investasinya meningkat,” kata Sri Mulyani.
Sri menekankan, dengan kesadaran investasi yang meningkat tersebut, harus diikuti pengelolaan yang transparan.
Sri Mulyani pun berharap hasil investasi dari instrumen wakaf tersebut nantinya dapat dimanfaatkan untuk hal-hal produktif yang memberikan nilai tambah bagi penerima wakaf, baik lembaga maupun individu.
“Anak dhuafa, pembangunan klinik, pembangunan peternak induk sapi, beasiswa anak-anak yang punya kesulitan, alat bantu dengar, dan sebagainya,” kata Sri Mulyani.