Sabtu 24 Oct 2020 05:57 WIB

Begini Jawaban Ibnu Abbas Saat Disarankan Tinggalkan Sholat

Ibnu Abbas dsarankan tinggalkan sholat untuk kepentingan pengobatan.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Ibnu Abbas dsarankan tinggalkan sholat untuk kepentingan pengobatan. Sholat. Ilustrasi
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Ibnu Abbas dsarankan tinggalkan sholat untuk kepentingan pengobatan. Sholat. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kecintaan sahabat terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya, Muhammad SAW, tak perlu diragukan lagi. Mereka rela sakit demi tidak meninggalkan apa yang telah ditentukan (ibadah) Allah dan Rasul-nya.

Misalnya sahabat yang tak mau meninggalka sholat adalah Ibnu Abbas RA. Dalam kitabnya Fadhilah Amal Syeikh Maulana Muhammad Zakariyya Al Kandahlawi menceritakan, bahwa sahabat Nabi SAW itu matanya selalu berair. "Seorang tabib datang untuk mengobatinya," kata Syekh Al-Kandahlawi.  

Tabib itu menyampaikan, apabila diizinkan, ia akan mengobatinya, tetapi ia mengajukan beberapa syarat selama pengobatan itu. “Engkau harus berhati-hati selama lima hari. Pertama jangan bersujud di tanah tetapi engkau boleh bersujud di atas papan yang lebih tinggi.”  

Mendengar hal itu Ibnu Abbas menolak diobatin. "Tidak mungkin demi Allah aku tidak akan melakukannya meskipun hanya satu rakaat. Aku mendengar Baginda Nabi SAW bersabda barangsiapa sengaja meninggalkan satu sholat, maka itu akan menjumpai Allah SWT dalam keadaan murka."  

Syeikh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi menjelaskan faidah hadits tersebut. Menurut syariat, masalah seperti itu dibolehkan jika terpaksa. Perbuatan seperti itu tidak termasuk dalam ancaman meninggalkan sholat.  

Namun, karena para sahabat RA begitu mencintai salat dan mementingkan mengamalkan cara sholat Baginda Nabi SAW, hal ini membuat Sayyidina Ibnu Abbas lebih suka matanya sakit daripada harus meninggalkan cara sholat yang diteladankan Baginda Nabi.  

Mereka sanggup mengorbankan dunia dan segala isinya agar dapat menjalankan sholat sesuai contoh Baginda Nabi. Namun, hari ini tanpa rasa malu, kita mencela para sahabat semau kita. di Padang mahsyar kelak, ketika para sahabat dalam kesenangan dan kemuliaan, barulah diketahui siapakah mereka dan sesuaikan sikap kita kepada mereka ketika di dunia.  

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement