REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Uni Emirat Arab (UEA) menyerukan solusi baru untuk membantu pengungsi Rohingya. Menteri Negara untuk Kerja Sama Internasional UEA Reem Al Hashimy mengatakan, mereka telah menangani masalah pengungsi Rohingya sejak awal krisis ini dengan mendukung upaya diplomatik internasional dan melaksanakan prakarsa kemanusiaan.
Al Hashemy menyoroti penderitaan mereka di sesi virtual Konferensi Donor untuk Pengungsi Rohingya yang diselenggarakan oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi pada Kamis lalu. Dia mengatakan, pejabat UEA mengunjungi kamp pengungsian Cox's Bazar di Bangladesh untuk mempelajari tentang proyek kemanusiaan yang diluncurkan di sana.
Hal itu juga sebagai bentuk dukungan mereka kepada para pengungsi. "Sekarang ada kebutuhan yang lebih besar untuk memprioritaskan dan meningkatkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan," katanya seperti diwartakan The National News, Jumat (23/10).
Angka dari PBB menunjukkan ada hampir 860 ribu pengungsi Rohingya tinggal di permukiman di distrik Cox's Bazar. Hampir 740 ribu dari mereka melarikan diri dari genosida yang dilakukan militer Myanmar pada 2017.
Negara-negara lain di kawasan menampung 150 ribu pengungsi Rohingya dan 600 ribu tinggal di Negara Bagian Rakhine Myanmar. Al Hashemy mengatakan pandemi telah meningkatkan penderitaan pengungsi dan komunitas telantar.
Dia mengatakan, UEA telah melakukan beberapa proyek di kamp pengungsi Cox's Bazar Rohingya. UEA meluncurkan kampanye penggalangan dana nasional untuk mendukung wanita dan anak-anak di kamp tersebut pada tahun lalu. Sebanyak 20 badan amal UEA menjadi bagian dari kampanye tersebut dan lebih dari 65 juta dirham disumbangkan kepada yang membutuhkan di Bangladesh.