REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ratusan peserta mengikuti seminar online tentang pendidikan seksual yang diselenggarakan PP Salimah. Webinar bertema Ada Apa dengan Sexual Consent dan CSE berlangsung pada Jumat (16/10) pukul 15.00 hingga 17.30.
Ketua Departemen Humas PP Salimah, Iin Indarwati mengatakan, seminar daring ini merupakan kegiatan rutin Sabil@ yang diadakan dua kali sebulan.
"Salimah melaksanakan kajian rutin Sabil@, yaitu Salimah Berbagi Ilmu Online, setiap bulan. Tema yang diangkat sangat beragam. Mulai dari ilmu keIslaman, kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya," ujar Iin.
Sabil@ sudah dilaksanakan sejak tahun 2017. Tujuannya untuk menyebarkan ilmu yang bermanfaat dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan, anak, dan keluarga.
"Kali ini kami mengangkat tema tentang Sexual Consent dan CSE yang sedang ramai dibicarakan. Kami berharap seminar online ini akan memahamkan peserta bagaimana bahayanya konsep kebebasan seks terhadap ketahanan keluarga," imbuh Iin.
Webinar menampilkan sekjen AILA, Nurul Hidayati, sebagai narasumber.
Nurul menjelaskan hal-hal yang diajarkan dalam Comprehensive Sexuality Education (CSE) yang tidak sesuai dengan prinsip agama dan keluarga. Dalam tayangan slidenya, Nurul menampilkan poin-poin yang menjadi sorotan Family Watch dalam menghadapi CSE.
"Salah satunya, CSE mengajarkan ideologi transgender dan penghormatan terhadap identitas gender yang beragam. Menurut CSE, identitas gender tidak harus sesuai dengan jenis kelamin biogis. Sebaliknya, CSE mengajarkan bahwa identitas gender adalah sesuatu yang bisa berubah-ubah, sesuai keinginan seseorang," jelasnya.
Di sesi akhir webinar, Nurul mengajak peserta untuk membaca dan memahami konsep CSE sehingga tidak tertipu dan salah memberi dukungan.