Sabtu 17 Oct 2020 09:44 WIB

Seorang Guru di Prancis Dipenggal

Jaksa Prancis meluncurkan penyelidikan antiteror.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Seorang Guru di Prancis Dipenggal. Petugas polisi Prancis berdiri di luar sebuah sekolah menengah setelah seorang guru sejarah yang membuka diskusi dengan siswa tentang karikatur Nabi Muhammad SAW dipenggal, Jumat, 16 Oktober 2020 di Conflans-Sainte-Honorine, utara Paris. Polisi telah menembak mati tersangka pembunuh. Guru itu menerima ancaman setelah membuka diskusi untuk berdebat tentang karikatur sekitar 10 hari yang lalu, kata pejabat polisi itu kepada The Associated Press.
Foto:

Petugas polisi mengatakan kepada Associated Press korban telah menerima ancaman setelah membuka diskusi untuk berdebat tentang karikatur sekitar 10 hari yang lalu. Seorang pejabat mengatakan kepada kantor berita itu orang tua siswa telah mengajukan pengaduan terhadap guru tersebut.

Jaksa anti-teror Prancis mengatakan mereka memperlakukan insiden itu sebagai pembunuhan yang terkait dengan organisasi teroris dan terkait dengan hubungan kriminal dengan teroris.

Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mempersingkat perjalanannya ke Maroko dan kembali ke Paris. Dia kemudian mengumumkan telah membentuk pusat krisis untuk menangani serangan itu.

Wali kota setempat Eragny Thibault Humbert mengatakan serangan ini sangat luar biasa. "Perlu kecepatan petugas polisi untuk melumpuhkan tersangka," katanya.

Sebuah akun Twitter yang konon dioperasikan oleh si pembunuh memposting gambar pembunuhan yang mengerikan dan belum diverifikasi. Dalam akun itu ia mengaku bertanggung jawab atas serangan itu tak lama setelah insiden terjadi. Akun tersebut pun segera ditangguhkan.

 

Media lokal mengidentifikasi penyerang sebagai pria berusia 18 tahun asal Chechnya, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya. Kantor berita Rusia TASS melaporkan, kedutaan Rusia di Paris kemudian meminta informasi tentang tersangka.

Menteri Pendidikan Prancis Jean-Michel Blanquer mengatakan di Twitter insiden itu akan memperkuat perjuangan melawan radikalisme. "Persatuan kami dan tekad kami adalah satu-satunya respons atas kengerian terorisme," ujarnya.

Presiden Majelis Nasional Richard Ferrand mengatakan di Twitter, pembunuhan seorang guru sejarah adalah serangan terhadap kebebasan berekspresi dan nilai-nilai negara. Prancis telah mengalami serentetan serangan mematikan dalam beberapa tahun terakhir, dengan lebih dari 250 orang tewas sejak 2015. 

Insiden terbaru terjadi hanya beberapa pekan setelah serangan pisau lainnya di bekas kantor surat kabar satir Charlie Hebdo, yang melukai dua orang. Pada 2015, beberapa anggota staf di Charlie Hebdo terbunuh setelah menerbitkan karikatur Nabi Muhammad. Majalah itu pun baru-baru ini menerbitkan karikatur Nabi Muhammad kembali.

 

https://www.dw.com/en/france-teacher-decapitated-in-gruesome-islamist-terror-attack-near-paris/a-55304870

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement