REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- UIN Sunan Gunung Djati Bandung akan menganugerahkan gelar doktor honoris causa kepada Komjen (Purn) Syafruddin pada Kamis (15/10) besok. Rektor UIN Bandung Prof Dr Mahmud mengatakan, ada banyak alasan mengapa gelar kehormatan itu patut diberikan kepada Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu.
Pertama, Mahmud menjelaskan, Syafruddin telah berdedikasi bagi bangsa dan negara. Berbagai jabatan yang pernah diembannya selalu berkaitan dengan pembangunan bangsa Indonesia. Mulai dari kiprahnya di Kepolisian RI, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2018-2019 hingga dalam menjalankan organisasi kemasyarakatan.
"Dalam penyelesaian konflik di beberapa kawasan di Indonesia, Komjen Syafruddin terjun langsung bersama Bapak Jusuf Kalla seperti dalam penyelesaian kasus Poso, Ambon dan Aceh," tutur dia kepada Republika, Rabu (14/10).
Mahmud menambahkan, dalam hal pemikiran dan gagasan, Syafruddin memiliki kesinambungan dengan visi, misi dan tagline yang diusung UIN Sunung Djati Bandung, yaitu wahyu memandu ilmu yang dibingkai akhlak karimah sebagai paradigma ilmu pengetahuan dan sikap individual-institusional sivitas akademika UIN Bandung.
Pada sisi paradigma pengetahuan, jelas Mahmud, UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggabungkan paradigma teosentris dan antroposentris dalam pengembangan pengetahuan. Hal ini sejalan dengan gagasan Syafruddin yang tidak sepakat dengan hanya mengedepankan paradigma antroposentris dalam teori dan praktik hubungan internasional.
"Dari segi keagamaan dan beragama, gagasan Komjen Syafruddin gayung bersambut dengan program terstruktur UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang mengembangkan moderasi beragama. Bukan sekadar moderasi berislam, melainkan moderasi beragama, sehingga semua agama sama-sama mengembangkan pemahaman moderat dalam sikap keagamaannya," ucapnya.
Selain itu, Mahmud mengungkapkan, Syafruddin juga memiliki kiprah dalam konteks kemasyarakatan tingkat nasional dengan memegang amanah sebagai wakil ketua umum sekaligus ketua harian DMI. Dengan demikian, motto 'Memakmurkan Masjid dan Dimakmurkan Masjid' selaras dengan pandangan UIN Bandung terhadap masjid.
"Masjid bagi UIN Sunan Gunung Djati Bandung bukan hanya sebagai tempat ibadah, ritual, tetapi juga sebagai pusat gerakan ekonomi, keilmuan dan peradaban," ujar dia.
Syafruddin, terang Mahmud, juga punya kiprah diplomasi di dunia internasional. Dia memiliki andil yang besar dalam proses perdamaian dan penyelesaian konflik di banyak kawasan negara-negara Muslim. Bahkan, dia berperan besar di organisasi internasional Islam sehingga diamanatkan oleh Liga Dunia Islam untuk memimpin pembangunan museum internasional sejarah Nabi Muhammad SAW dan peradaban Islam. Menurut Mahmud, ini sesuai dengan visi besar UIN Bandung untuk berkontribusi pada kajian sejarah dan peradaban Islam dunia.
Mahmud meyakini, Syafruddin akan semakin memantapkan kiprahnya itu secara personal baik di level nasional maupun internasional. "Berdasarkan sejumlah alasan tersebut, kami dan sivitas akademika melalui rapat senat bersepakat menganugerahkan gelar doktor kehormatan kepada Komjen Syafruddin atas kiprahnya baik dalam tataran praktik secara langsung maupun akademik dalam aktivitas hubungan internasional Islam," imbuhnya.