REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengasuh Pondok Pesantren Al Mahrusyiah Lirboyo di Kediri, Kiai Reza Ahmad Zahid menyampaikan bahwa pesantren berkembang mengikuti perkembangan zaman tapi prinsipnya tetap sama seperti dulu. Karenanya, Insya Allah pesantren akan tetap ada sampai hari kiamat.
"Pesantren adalah salah satu lembaga tertua di Indonesia yang masih eksis hingga saat ini," kata Kiai Reza saat menjadi narasumber Muktamar Pemikiran Santri Nusantara Seri ke-3 bertema Strategi Pengembangan Pendidikan Pesantren Pasca Lahirnya UU Pesantren Nomor 18 Tahun 2019 secara virtual pada Selasa (13/10).
Ia mengatakan, apapun perubahan yang terjadi di dunia ini, seperti perubahan zaman, sosial, sistem dan metode pendidikan, pesantren tetap ada sampai sekarang. Insya Allah pesantren akan tetap ada sampai hari kiamat.
Pesantren di sebuah daerah memiliki nilai positif untuk daerah tersebut. Secara otomatis berkontribusi secara ruhaniah dan bisa mendongkrak pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitar pesantren. Baru wujudnya saja, pesantren sudah memiliki nilai posistif dan berkontribusi secara luar biasa
"Kalau kita melihat kontribusi alumni pondok pesantren, tentu tidak bisa dihitung karena sangat banyak kontribusi para santri kepada bangsa dan negara Indonesia, mulai dari mengusir penjajah, sampai mentransformasikan keilmuan ke masyarakat, banyak sekali tokoh bangsa yang berasal dari pesantren," ujarnya saat menyampaikan materi Pengembangan Keilmuan Pesantren.
Prinsip Utama Pesantren
Kiai Reza menegaskan, prinsip utama pesantren yaitu tafaquh fidin. Apapun perkembangan yang terjadi di lingkungan pesantren, tidak pernah perubahan tersebut sampai merubah prinsip dan spirit pesantren.
Ia menjelaskan, perubahan yang ada kalau dicermati di lingkungan pesantren, bukan perubahan yang menggeser pesantren. Salah satu contoh perkembangan yang terjadi pada sistem dan metode pendidikan dan pelajaran di pesantren.
"Dulu sistem mentransformasikan ilmu dengan cara bandongan, kiai memberikan pengajian kepada santrinya dan mereka (para santri) mendengarkan kiai tersebut. Sorogan, santri mendatangi kiai, membawa kitab, mengaji di depan kiai, untuk ditashih dan dibenarkan oleh kiai," ujarnya.
Kiai Reza mengatakan, dua metode belajar itu masih ada sampai sekarang. Sekarang bertambah lagi sistem madaris, ada satu jenjang pendidikan di madrasah diniyah di lingkungan pesantren
"Kemudian ada lagi pembelajaran secara daring dan virtual di pesantren, sekarang banyak kita temukan kiai di media sosial, mereka buat pesantren di grup WA dan secara virtual," jelasnya.
Kiai Reza menjelaskan, ada juga penambahan materi ajar di pesantren, tapi tidak menghilangkan materi dasar pesantren yang sudah ada sejak dulu. Perkembangan yang terjadi di pesantren, ada yang wujudnya penambahan lembaga formal dan non formal serta ada penambahan ekstra kulikuler.
"Semua perkembangan itu tidak mengubah prinsip pesantren yang sudah mengakar dan membudaya, (pesantren seperti itu) mereka memiliki sanad keilmuan yang jelas," kata Kiai Reza.
Muktamar Pemikiran Santri Nusantara merupakan rangkaian acara Peringatan Hari Santri bertema Santri Sehat Indonesia Kuat. Narasumber yang diundang dalam sesi ini di antaranya Pengasuh Pondok Pesantren Al Mahrusyiah Lirboyo di Kediri Kiai Reza Ahmad Zahid, Kiai Hilmy Muhammad, Kiai Lukman Hakim Dimyati Attarmasy, dan Kiai Ulil Abshar Abdalla.
Acara dibuka Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama (Kemenag), Imam Safe'i. Juga dihadiri Bu Nyai Badriyah Fayumi sebagai penanggap dan Imam Malik sebagai moderator acara.