REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Dalam surat ke-75 dalam Alquran, Al-Qiyamah, Allah SWT menyebutkan sumpah-Nya dengan Hari Kiamat pada ayat pertama. Mengapa Allah SWT bersumpah dengan Hari Kiamat?
لَآ أُقْسِمُ بِيَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ "Aku bersumpah demi hari kiamat." (QS Al-Qiyamah: 1).
Mengutip Tafsir Al-Mukhtashar atau Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syekh Dr Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram), sebagaimana dikutip dari Tafsirweb, Allah bersumpah dengan Hari Kiamat, hari di mana manusia berdiri menghadap Rabb alam semesta.
Kemudian dalam Tafsir Al-Muyassar atau Kementerian Agama Arab Saudi, disebutkan pada ayat 1-4, Allah bersumpah dengan hari perhitungan amal dan pembalasan.
Allah juga bersumpah dengan jiwa beriman yang bertakwa yang mengkritik pemiliknya saat meninggalkan ketaatan dan melakukan kemaksiatan, bahwa manusia akan dibangkitkan. Apakah manusia kafir itu menyangka Kami tidak kuasa mengumpulkan tulang belulangnya sesudah ia berserakan?
“Dugaan itu salah besar, sebaliknya Kami akan mengumpulkannya, Kami Mahakuasa sesudah mengumpulkannya dan menyatukannya untuk membentuk dan menyusun kembali jari-jari dan ruas-ruasnya sebagaimana sebelum dia mati.”
Selanjutnya dalam Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah atau Markaz Ta'dzhim Alquran di bawah pengawasan Syekh Prof Dr Imad Zuhair Hafidz, professor Fakultas Alquran Universitas Islam Madinah, ayat 1-2 Al-Qiyamah, Allah bersumpah dengan Hari Kiamat, yaitu hari kebangkitan dan pembalasan dan bersumpah dengan jiwa orang beriman yang menyesali diri sendiri karena melalaikan banyak kesempatan.
Sementara itu, dari tafsir Ringkas Kementerian Agama RI disebutkan pada ayat 1-2 bahwa, akhir surat al-Muddasir menguraikan tentang kiamat serta betapa mengerikannya peristiwa itu, namun kaum pendurhaka mendustakannya. Segala argumen sudah dipaparkan, kalau mereka tetap tidak beriman, maka ayat ini menunjukkan Allah, tidak akan meladeni mereka lagi. “Aku bersumpah dengan kepastian hari kiamat karena semuanya sudah jelas, dan aku juga bersumpah dengan jiwa yang selalu menyesali dirinya sendiri. Sungguh manusia pasti akan dibangkitkan.”