REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian dan sakitnya sakaratul maut. Sakitnya sakaratul maut juga dirasakan para kekasih Allah SWT dari golongan para nabi.
Dalam bukunya 'Menguak Rahasia Kehidupan Setelah Kematian "Ustadz Khalilurrahman El Mahfani" mengatakan, kekasih Allah yang mengalami kesakitan saat sakaratul maut adalah Nabi Muhammad SAW. Begitu sakitnya sakaratul maut membuat Nabi Muhammad bernegoisasi kepada Allah SWT agar rasa sakitnya ditimpakan semua kepada beliau.
عن إبراهيم - عليه الصلاة والسلام - لما مات قال الله - عز وجل – له كيف وجدتَ الموتَ؟ قال إبراهيم - عليه الصلاة والسلام -: كسفود جُعِل في صوف رَطب ثم جُذِب، فقال له رب العزة: أما إنَّا قد هوَّنا عليك
Diriwayatkan, tatkala Nabi Ibrahim wafat Allah SWT berfirman kepadanya. "Bagaimana kamu mendapatkan sakitnya kematian, wahai kekasihku? Ibrahim menjawab, "Bagaikan besi yang dibakar lalu ditujukan pada bulu-bulu basah, kemudian ditarik. "Allah berfirman, ‘Padahal aku telah meringankannya kepadamu."
عن موسى - عليه السلام -: "أنه لما صارت رُوحه إلى الله - عز وجل - قال له ربه: يا موسى، كيف وجدتَ الموت؟ قال: وجدتُ نفسي كالعصفور الحي حين يُقْلَى في المِقلى، لا يموت فيستريح، ولا ينجو فيطير
Diriwayatkan dari Nabi Musa bahwasanya ketika ruhnya dipanggil Allah SWT berfirman kepadanya? "Wahai Musa, bagaimana engkau mendapatkan kematian?" Musa menjawab, aku mendapatkan diriku bagaikan burung pipit yang digoreng di atas kuali penggorengan. Tidaklah dia mati lalu istirahat, dan tidaklah dia selamat lalu terbang."
Dalam riwayat lain Nabi Musa berkata:
وجدتُ نفسي كشاة حيَّة بيد القصَّاب تُسلَخ "Aku mendapatkan diri bagaikan kambing hidup yang dikuliti oleh tukang jagal."
لما ثَقُل النبي - صلى الله عليه وسلم - جعل يتغشَّاه الكرب كان بين يديه رَكوةٌ أو علبة فيها ماء، يشك عمر (أحد رواة الحديث - فجعل يُدخِل يده في الماء فيمسح بها وجهه ويقول: لا إله إلا الله، إن للموت سكرات فجعلت فاطمة - رضي الله عنها - تقول: واكرب أبتاه! فقال - صلى الله عليه وسلم -: لا كَرْب على أبيك بعد اليوم
Diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW bahwa tatkala beliau sakit keras menjelang ajalnya, di sisi beliau terdapat sebuah gelas yang berisi air lalu beliau memasukkan jarinya ke dalam gelas itu. Kemudian mengucapkannya pada wajah seraya berdoa kepada Allah SWT: "Ya Allah ringankanlah sakaratul maut bagiku. "Sementara Fatimah yang berada di sisi beliau berkata." Betapa dukanya diriku wahai ayahku." Beliau bersabda, Tiada kedukaan pada ayahmu setelah hari ini wahai anakku."
Sementara itu, Umar bin Khattab RA berkata pada Kaab Al Akhbar. "Wahai Kaab ceritakanlah padaku tentang kematian."
Kaab Al Akhbar berkata, “Baiklah wahai Amirul mukminin. Sesungguhnya kematian itu itu bagaikan dahan yang banyak durinya. Lalu dimasukkan ke dalam lubang seseorang kemudian dikeluar dan masukkan, sehingga orang itu merasakan kesakitan yang amat dahsyat. Dan tertariklah apa yang tertarik keluar dan tertinggallah yang tertinggal.”
Itu semua adalah sakratul maut yang dirasakan kekasih dan wali Allah SWT. Lalu bagaimana dengan kita yang selalu mengerjakan kemaksiatan?
Maka yang akan kita rasakan pada saat itu, kata Ustadz Khalilurrahman El Mahfani, adalah kemalangan yang memilukan oleh karena dosa-dosa kita. Dan bahwasanya dahsyat kematian pada saat sakaratul maut itu ada tiga macam.
Pertama dahsyatnya pada waktu 'naza' (waktu di mana seluruh tubuh merasa sakit yang tak terkira karena sedang dicabut). Kedua melihat muka malaikat maut yang dipenuhi dengan ketakutan dan kecemasan yang dahsyatnya dalam hatinya. Seandainya malaikat maut yang akan mencabut nyawanya orang durhaka, tentu ia tidak akan kuat untuk melihatnya sekalipun ia adalah orang yang besar dan kuat.
Diriwayatkan dari Ibrahim Al-Khalil bahwasanya dia berkata kepada malaikat maut, "Apakah engkau bersedia untuk memperlihatkan padaku bentuk rupamu pada saat mencabut ruh orang-orang yang durhaka? "Malaikat maut berkata engkau tidak akan sanggup melihatnya."
Ibrahim berkata, “Baiklah tetapi aku ingin melihatnya.” Lalu Ibrahim berpaling dari malaikat dan tatkala itu menolehnya, tiba-tiba terlihat sosok laki-laki hitam gambar rambutnya berdiri baunya busuk, pakaiannya serba hitam dan dari mulutnya keluar api dan asap yang menyala. Maka Ibrahim pun jatuh pingsan karena ketakutan.
Tatkala dia sadar malaikat maut telah berubah pada bentuk semula Ibrahim berkata wahai malaikat maut, seandainya engkau tidak datang pada seorang yang untuk mencabut nyawa orang yang durhaka, maka dengan bentuk rupamu itu sudah cukup membuatnya binasa."
Ketiga dahsyatnya pada waktu melihat tempatnya di neraka, perasaan mencekam menyelimuti tatkala seorang ahli neraka melihat tempat kembalinya di neraka, sedangkan ia dalam keadaan sekarat. Dia tidak berdaya saat proses keluarnya roh dari badan. Namun, ruh tidak kunjung keluar sebelum mendengar seruan malaikat maut dengan salah satu dari dua suruannya. "Seruan itu di antaranya wahai musuh Allah. "Berbahagialah engkau dengan neraka atau "Bergembiralah engkau dengan surga wahai wali-wali Allah.