REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengutuk setiap penodaan terhadap kesucian agama Islam dengan dalih kebebasan berekspresi. "Kebebasan berekspresi? Atau kemunafikan yang dilembagakan? Menghasut kekerasan dan kebencian terhadap 1,8 miliar Muslim denfan penistaan stereotip dan penodaan kitan suci dan nabi mereka," tutur Zarif dalam postingan di akun twitternya seperti dilansir Iqna.ir pada Kamis (10/9).
Pada Selasa (8/9), pemimpin revolusi, Ayatollah Sayed Ali Khamenei dalam pesannya mengutuk publikasi kartun Nabi Muhammad yang baru-baru ini dilakukan di sebuah majalah Prancis Charlie Hebdo. Ia mengatakan kebebasan berekspresi tidak bisa dibenarkan untuk tindakan tersebut.
"Alasan kebebasan berekspresi yang dibuat beberapa politisi Prancis untuk tidak mengutuk kejahatan berat ini sama sekali tidak dapat diterima. Ini adalah kebijakan yang sangat anti Islam dari zionis dan kekuatan arogan yang berada di belakang gerakan permusuhan ini yang muncul setiap saat," katanya.
Diketahui beberapa waktu lalu terjadi penodaan ayat suci Al Quran oleh kelompok anti Islam di Swedia dan Norwegia. Beberapa hari setelahnya, majalah Prancis Charlie Hebdo memuat kembali karikatur Nabi Muhammad yang kembali memantik reaksi umat muslim di berbagai negara.