Ahad 06 Sep 2020 07:41 WIB

Kisah Sufi Besar Fariduddin Attar Meramalkan Jalaluddin Rumi

Kisah Attar dan Rumi

Fariduddin Attar
Foto:

Faridudin Attar adalah seorang penyair sufi yang cukup terkenal. Nama lengkapnya adalah Fariduddin Abu Hamid Muhammad bin Ibrahim. Fariduddin Attar merupakan nama julukan yang diberikan kepadanya saat masih muda. Julukan lain yang diterimanya adalah 'Attar' (Si Penyebar Wangi). Attar lahir pada tahun 1120 Masehi di kota Nishapur.  Attar wafat pada tahun 1230 Masehi.

 

Masa Muda Attar
 
Mengacu pada wikipedia, Fariduddin Attar lahir di desa Kerken pada masa pemerintahan Sultan Sanjar. Setelah berusia beberapa tahun, Attar dan ayahnya berpindah ke Schadbakh.
 
Ayahnya mendirikan sebuah toko obat daerah tersebut. Setelah ayahnya meninggal dunia, Attar mewarisi toko tersebut dan tetap menekuni perdagangan obat-obatan.
 
Keluarga Attar memang dikenal sebagai ahli yang bekerja di bidang perdagangan dan kesehatan. Keluarganya secara khusus menekuni perdagangan obat-obatan tradisonal.
 
Attar adalah nama julukan yang diberikan kepadanya. Attar sendiri berarti ahli kimia atau peramu minyak wangi. Masa mudanya dilalui dengan mengelola toko obat. Attar termasuk orang kaya di kota Nishapur. Toko obatnya mempekerjakan lebih dari 30 orang pekerja.

 

Attar | ghalandaran

  • Keterangan foto: Monumen Attar di Nishapur.

Ketika Attar mulai memasuki masa tuanya, hidupnya berubah karena dialog  singkat dengan seorang fakir miskin di tokonya. Attar mulai melakukan pengembaraan ke berbagai negeri untuk belajar ilmu tasawuf.

Attar mengembara selama 39 tahun. Attar mulai belajar ilmu tasawuf dari Syekh Buknaddin. Guru tasawufnya yang lain adalah Abu Sa’id bin Abil Khair. Attar juga belajar dari berbagai sufi lain yang bermukim di suatu daerah yang dilaluinya. Attar tidak belajar hanya dengan mendengar, ia juga mencatat segala pemikiran para sufi itu.

Attar mengembara ke negara-negara di kawasan Timur Tengah, Asia Tengah, dan Asia Selatan.  Setelah mengakhiri pengembaraan, Attar kembali ke Nishapur. Attar tinggal di Nishapur hingga akhir hayatnya.

Attar dimakamkan di sebuah komplek pemakaman di Nishapur. Makamnya berada di taman yang ada di area tengah komplek pemakaman. Makamnya memiliki kubah yang berwarna biru langit. Kubah ini dihiasi oleh kaligrafi  dan mozaik bergaya khas Persia. 

Dan, setelah melakukan pengembaraan yang panjang, Attar kembali ke Nishapur untuk memberi pengajaran kepada orang-orang di kota itu. Pengajarannya disampaikan dalam bentuk cerita yang ditulis dalam buku-buku yang dibuatnya. Beberapa karyanya yang terkenal adalah "Tadzkiratul Awliya, Ilah Nameh, Asrar Nameh, Musibat Nameh, dan Mantiqut Thair."

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement