REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana atau disaster. Menurut Kamus Oxford, pemaknaannya mengacu pada sebuah peristiwa kecelakaan besar atau peristiwa alam yang menimbulkan kerusakan besar dan korban jiwa.
Mengutip laman harunyahya, sebenarnya kehidupan di bumi begitu seimbang, bencana alam tidak umum terjadi. Namun, Allah SWT tidak serta-merta dengan mudahnya menunjukkan bagaimana orang hidup dengan aman dan nyaman.
Ia menunjukkan tanda-tanda dan makna yang terkandung dalam bencana alam, sebagai bukti lemahnya manusia di hadapan-Nya. Manusia sesombong apa pun akan kalah dengan kekuatan Allah. Bencana ada sebagai peringatan dari Allah agar umatnya memperhatikan dan mewaspadainya.
Alquran pun menyebutkan banyak bencana memang terjadi dan Allah punya maksud di baliknya. Misalnya, surah Maryam ayat 98 yang artinya, “Dan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka. Adakah engkau (Muhammad) melihat salah seorang dari mereka atau mendengar bisikan mereka?” Ini membuktikan bahwa dalam masa sebelum Nabi Muhammad SAW dilahirkan, telah banyak zaman dan peradaban yang luluh lantak karena kehendak Allah.
Paparan dari surah al-Waqiah yang menjelaskan tentang datangnya hari kiamat pun menjadi pertanda bahwa adanya bencana yang terjadi tersebut merupakan pertanda akan semakin dekatnya pada hari kiamat.
Dalam setiap ayatnya, dijelaskan secara rinci tentang tanda-tanda kiamat akan datang, bagaimana kondisi nanti, dan apa yang akan terjadi pada umat manusia ketika kiamat tersebut datang.
Pertanyaan kemudian muncul, mengapa Ia justru memusnahkan makhluk-makhluk yang telah diciptakannya? Semua pertanyaan tersebut telah ada jawabannya dalam Alquran.
Surah Hud ayat 101: “Dan Kami tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri, karena itu tidak bermanfaat sedikit pun bagi mereka sesembahan yang mereka sembah selain Allah, ketika siksaan Tuhanmu datang. Sesembahan itu hanya menambah kebinasaan bagi mereka.”
Apa maksud dari Allah menciptakan sebuah bencana? Adalah untuk mengingatkan kepada umat manusia agar terus ingat kepadanya. Bagi siapa saja yang berada dipercaya dan menjalankan perintah-Nya, akan diberikan keselamatan dalam menghadapi bencana dan kiamat tersebut, namun tidak bagi yang sebaliknya.
Petunjuk mengenai hal ini tertera pada surah al-Furqan ayat 25 dan 26: “ Dan (ingatlah) pada hari (ketika) langit pecah mengeluarkan kabut putih dan para malaikat diturunkan (secara) bersamaan. Kerajaan yang hak pada hari itu adalah milik Tuhan yang Maha Pengasih. Dan itulah hari yang sulit bagi orang-orang kafir.”