REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Organisasi sipil di Amerika Serikat (AS) meminta pembawa acara MSNBC Joy-Ann Reid meminta maaf atas komentar yang mereka anggap sebagai 'islamofobia'. Dalam sebuah segmen pada tayangan utamanya pada Selasa lalu, ReidOut, Reid membahas keengganan Presiden AS Donald Trump menegur atau mengecam tindakan remaja kulit putih berusia 17 tahun yang diduga menembak dan menewaskan dua orang.
Dua orang tersebut merupakan demonstran yang sedang melangsungkan aksi protes Black Lives Matter di Kenosha, Wisconsin. Trump malah menyebut remaja bernama Kyle Rittenhouse itu mungkin bertindak membela diri.
Reid memulai komentar kontroversialnya dengan mengatakan, "Ketika para pemimpin, katakanlah di dunia Muslim, banyak berbicara tentang kekerasan dan mendorong pendukung mereka bersedia melakukan kekerasan termasuk pada tubuh mereka sendiri untuk menang melawan siapa pun yang mereka putuskan sebagai musuh, kami di media AS menggambarkan itu sebagai 'radikalisasi' orang-orang ini, terutama ketika mereka meradikalisasi kaum muda."
"Begitulah cara kami berbicara tentang cara Muslim bertindak. Ketika Anda melihat apa yang dilakukan Donald Trump, apakah itu berbeda dengan apa yang kami gambarkan sebagai orang yang meradikalisasi?" tanya Reid.
Meski awalnya tidak mendapat banyak perhatian, komentar tersebut kemudian kian disorot setelah dibagikan secara luas di media sosial. Komentar tersebut telah mendapat kecaman dari kelompok advokasi dan para legislator.
joy-ann reid just compared radicalized trump supporters to "the way muslims act"
this is islamophobia, she should apologize immediately. pic.twitter.com/2geymhcBOr
— Bes🌹 (@besf0rt) September 1, 2020
Sebuah organisasi hak-hak sipil nasional, Muslim Advocates, dalam sebuah pernyataan menyerukan agar Reid meminta maaf atas siaran tersebut karena menyebarkan mitos yang berbahaya dan palsu, bahwa Muslim pada dasarnya radikal dan kekerasan. Mereka menyatakan, MSNBC juga perlu mengambil tindakan untuk memastikan kefanatikan anti-Muslim tidak memiliki tempat di jaringannya. Seruan senada juga digaungkan oleh organisasi sipil lainnya.
"Kata-kata memiliki kekuatan besar. Joy Reid memiliki platform penting dan suara penting dalam menyoroti hak-hak sipil, hubungan ras, dan masalah nasional penting lainnya," kata Presiden dan CEO Southern Poverty Law Center (SPLC), sebuah organisasi advokasi hukum nirlaba, Margaret Huang, dalam sebuah pernyataan yang dikirim kepada Aljazirah, Kamis (3/9).
Namun, kata Huang, karena mereka mengagumi Reid, mereka memintanya mengakui dampak dari komentarnya dan membuat permintaan maaf secara on-air atas kata-katanya, yang mengulangi stereotip anti-Muslim yang menyakitkan. Menurutnya, SPLC akan senang bergabung dengan para pemimpin Muslim dan hak sipil lainnya dalam pertemuan dengan Reid dan produsernya membahas bagaimana dampak dari kata-katanya yang melanggengkan stereotip yang merugikan.
Anggota parlemen yang juga dua dari wanita Muslim pertama yang terpilih menjadi anggota kongres AS, Ilhan Omar dan Rashida Tlaib, juga meminta Reid melayangkan permintaan maaf. "Kata-kata ini masuk ke dalam retorika dan tindakan anti-Muslim yang berbahaya yang terus kita lihat di negara ini. Bahkan lebih menyakitkan mendengarnya dari seseorang yang saya kagumi," kata Tlaib, sambil mengutip unggahan dari Omar yang disebut islamofobia biasa yang menyakitkan dan berbahaya.
Sementara itu, penulis konservatif dan sesekali menjadi tamu MSNBC, Jennifer Rubin, mengatakan Reid hanya menyoroti standar ganda. "Dia menegaskan tentang standar ganda. Dia tidak setuju dengan itu," kata Rubin di Twitter.
Words matter and these words feed into the harmful anti-Muslim rhetoric & actions that we continue to see in this country. It is even more painful to hear it from someone I admire.
We deserve an apology. https://t.co/Ei1R4FojZJ
— Rashida Tlaib (@RashidaTlaib) September 1, 2020
Namun demikian, MSNBC tidak dapat dihubungi segera untuk memberikan tanggapan terkait itu pada Selasa. MSNBC juga belum mengeluarkan pernyataan publik tentang masalah tersebut.
Sebelumnya, Reid pernah menghadapi kritikan atas komentar yang dibuat di sebuah blog yang dianggap menghina Muslim dan komunitas LGBTQ. Namun, Reid kemudian meminta maaf atas pernyataan itu.