REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk keras aksi sobek dan bakar Alquran di Norwegia dan Swedia. MUI menilai aksi tersebut telah merusak nilai dan budaya bangsa Eropa yang menjunjung tinggi kebebasan beragama dan hak asasi manusia (HAM).
"MUI mengutuk keras perilaku vandalisme berupa pembakaran kitab suci Alquran oleh kelompok radikal dengan dalih apapun namanya," kata Wakil Ketua Umum MUI, KH Muhyiddin Junaidi kepada Republika, Selasa (1/9).
KH Muhyiddin menilai, peristiwa vandalisme tersebut telah merusak tata nilai dan budaya bangsa Eropa yang menjunjung tinggi kebebasan beragama dan HAM. MUI meminta kepada pemerintah dua negara di Skandinavia tersebut agar mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku perobek dan pembakar Alquran.
"MUI meminta para pelaku ditindak tegas dengan cepat sesuai hukum yang berlaku guna menghindari akses negatif dikemudian hari," ujar Wakil Ketua Umum MUI.
Ia mengatakan, Islam sebagai agama kedua terbesar di Benua Eropa terus mendapat hati di kalangan umat manusia dengan bertambahnya jumlah masyarakat yang memeluk Islam. MUI menilai adanya kelompok tertentu yang terhasut oleh rekayasa Islamophobia menggunakan slogan anti-imigran sebagai dalih untuk meneror kaum Muslim.
"Kepada kaum Muslim diimbau agar menahan diri dan meningkatkan kewaspadaan tinggi serta menjaga komunikasi dengan pihak keamanan sebagai tindakan antisipasi guna menghindari segala kemungkinan yang terjadi," jelas KH Muhyiddin.
MUI juga meminta pemerintah Indonesia agar minta klarifikasi dari Duta Besar Norwegia dan Swedia tentang aksi robek dan bakar Alquran di dua negara tersebut. MUI menilai hal ini perlu dilakukan untuk mendinginkan suasana.