Jumat 28 Aug 2020 19:22 WIB

Hamas Berjanji Balas Setiap Serangan Israel

Meski terus digempur, pejuang Hamas di Palestina terus lawan Israel

Asap mengepul di kejauhan setelah pesawat IDF melakukan serangan udara terhadap sasaran Hamas di dekat Kota Gaza pada 28 Agustus 2020. (MAHMUD HAMS / AFP)
Foto:

Upaya Gencatan Senjata

Pada hari Kamis, Hamas dilaporkan mengatakan bahwa upaya untuk mencapai gencatan senjata dengan Israel telah gagal. Mereka kemudian memperingatkan Israel tentang "pesan" yang akan dikirim dalam beberapa jam setelahnya.

Sebuah sumber dalam kelompok itu dikutip oleh TV Lebanon yang berafiliasi dengan Hizbullah, al-Mayadeen, mengatakan utusan Qatar Mohammed al-Emadi telah meninggalkan wilayah itu setelah dua hari Lebanon. Dia kemudian pergi ke jalur Gaza dengan membawa uang tunai ke Jalur Gaza dan mencoba menengahi gencatan senjata di tengah berminggu-minggu terjadi aksi saling serang.

Sumber tersebut mengatakan kegagalan untuk mencapai kesepakatan adalah karena desakan Israel yang hanya mau "tenang sebagai imbalan untuk ketenangan," daripada "tenang sebagai imbalan diakhirinya blokade' jaur Gaza.

  • Keterangan foto: Utusan Qatar untuk Jalur Gaza, Mohammed al-Emadi, berbicara selama konferensi pers di Kota Gaza pada 14 Mei 2019. (Mohammed Abed / AFP)

Kelompok Hamas sendiri memangmenyatakan tidak akan membiarkan Israel "menggunakan dalih balon untuk mengebom pos-pos di Jalur Gaza itu," kata sumber itu seperti dikutip. Dia menambahkan bahwa "pada jam-jam mendatang akan melihat pesan ke pendudukan Israel dari kelompok pejuang muda Hamas yang berada di lapangan."

Dia berkata "pendudukan harus membaca pesan-pesan ini sebelum hal-hal bergulir dan meluncur ke sesuatu yang lebih luas dari itu."

Al-Emadi tiba di Gaza Selasa larut malam, membawa uang tunai 30 juta dolar AS. Uang ini sebagai usaha meredakan ketegangan Israel-Hamas yang telah menyebabkan pemogokan harian dan pembalasan.

"Uang itu dialokasikan untuk membantu dua juta orang di wilayah itu, yang setengahnya hidup di bawah garis kemiskinan,'' kata sumber yang dekat dengan utusan tersebut mengatakan kepada AFP.

Pada hari Senin, harian berbahasa Arab yang berbasis di London Asharq al-Awsat melaporkan bahwa kepala Komando Selatan tentara Israel, Mayor Jenderal Herzi Halevi, mengunjungi Qatar minggu ini dalam upaya untuk mengamankan perjanjian gencatan senjata dengan Hamas.

Kelompok Hamas tersebut berada di bawah tekanan internasional yang sangat besar dari Qatar, Mesir dan utusan PBB Nickolay Mladenov untuk menghentikan serangannya. Di samping itu tekanan kepada Hamas juga datang dari publik Gaza yang kini hanya mendapatkan listrik tiga sampai empat jam per hari setelah terbiasa lebih dari tiga kali lipat jumlahnya. Kekurangan listrik adalah akibat dari penghentian impor bahan bakar Israel sebagai tanggapan atas kekerasan, yang menyebabkan pembangkit listrik Gaza ditutup.

Meningkatnya kekerasan di sepanjang perbatasan diperkirakan terkait dengan tuntutan peningkatan transfer tunai dari Qatar ke jalur Gaza, di mana sekitar 60 persen penduduknya menganggur.

Selain itu Hamas juga menghadapi wabah virus korona yang kasus pertama sudah terjadi di Gaza. Pandemi ini dikhawatirkan oleh para pejabat kesehatan di Jalur Gaza karena dapat membanjiri sistem perawatan kesehatan yang memang rapuh di wilayah itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement