REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Ketua Bidang Pentasyarufan dan Penghimpunan Baznas Kota Yogyakarta, Adi Soeprapto mengatakan potensi penghimpunan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) di Kota Yogyakarta cukup besar. Jumlahnya bahkan mencapai Rp 21 miliar per tahun.
Adi menuturkan, hanya 30 persen dari seluruh potensi yang dapat dioptimalisasi oleh Baznas Kota Yogyakarta. Baznas Kota Yogyakarta hanya menargetkan penghimpunan ZIS sebesar Rp 6 miliar di 2020.
"Kami belum mencapai potensi secara keseluruhan di Kota Yogyakarta. Kami baru bisa meraih sekitar 30 persen," katanya usai acara peringatan Tahun Baru Islam 1442 Hijriyah dan pentasyarufan ZIS di Balai Kota Yogyakarta, Jumat (28/8).
Walaupun begitu, tidak hanya Baznas Kota Yogyakarta yang menghimpun ZIS di Kota Yogyakarta. Seluruh potensi ZIS yang ada juga dioptimalkan oleh lembaga amil zakat (LAZ) lainnya yang ada di Kota Yogyakarta.
"Tentunya (Baznas) berbagi peran dengan LAZ yang lain. Jadi potensi yang 100 persen ini (Rp 21 miliar) dibagi dengan LAZ lain dan hanya 30 persen yang dapat kita optimalkan," ujarnya.
Ia sendiri belum melakukan koordinasi dengan LAZ lainnya. Belum dapat dipastikan berapa persen potensi ZIS yang sudah dikumpulkan di Kota Yogyakarta.
"Kita belum sinkronisasi apakah angka Rp 21 miliar itu sudah tercapai atau belum. Sehingga, tugas kami juga harus melakukan koordinasi antar lembaga yang bertugas, lembaga filantropi seperti Dompet Dhuafa dan lembaga lainnya," ujarnya.